Skip to Content

SEPI TIADA HENTI

Foto Hafney Maulana

Seperti tiang listrik yang gemetar di ujung malam. Kau biarkan mimpimu kembara. Melelehkan kenangan dalam dada. Dalam dada.
Demikian deras arus sungai hatimu. Kesedihan kau simpan. Dimanakah?
Kau tahu, tak ada airmata kutemukan. Bagai lukisan yang pecah berderai, menyepih jam, menyepih hari. Impian demi impian berlompatan, seperti anak-anak kijang melihat sehunus pisau. Mungkinkah diingat lagi?
Apa yang akan kukatakan padamu. Bila bulan tak henti tanya, karena musim tak hendak menunggu. Tak ada yang dapat dicatat pada pucat dinding, pada kanvas usang. Hanya sepi tiada henti.


Sastra mandiri, tbh: 7-7-10




 

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler