saat kemarau dia merayu
ditebarnya angin dilukiskannya awan
kami terlena terharap-harap
dia menikung membelokkan hujan
tapi apalah daya kami
dialah cuaca yang berjanji-janji
kami hanyalah rerumpun jerami kering
jerami-jerami yang diperdayainya setiap musim
kini tertawalah dia di sana
dan janji-janjinya itu pun mengejek kami
tapi tangan dan kaki kami takkan pernah menyerah
peluh dan keringat kami akan terus berkejaran
mengejar harga-harga yang dipermainkannya
tentang gaji dan tunjangan pegawai-pegawai yang terus dinaikkannya
tentang fasilitas- kesejahteraan pejabat-pejabat yang kian dimanjakannya
tentang hutang-hutang yang terusterusan ditingkatkannya
biarlah airmata kami yang akan mencicilnya
namun jika kebetulan seorang manusia menjamah dada kami
dia akan tahu, betapa sesungguhnya nafas kami sudah sedemikian semput
namun betapa pun getirnya kenyataan itu, demi cinta kami kepada ibu
akan kami telan jua kepedihan ini
Batam, 04.2015
Komentar
Tulis komentar baru