seberapa lama kau bungkus sesajen pada malam
tentu mereka terlelap tak peduli
sementara sepi dinginkan kepala, lebat dengan rambut yang di gelayuti peristiwa
rak buku pecah, yang sebelumnya retak-kutatapi.
barisan kata menjelajah ke luasnya Sahara, pada kearifan pendeta di Tibet
mengacak-acak wajah Budha yang tawadhu; melepas tajuk
menyibak kalimat lelucon Semar; amat mistik
kayu, bambu, ataupun kulit sengaja disisipi roh, hidup seperti jelangkung
dan wajah yang kaku dengan mimik itu saja, mudal banyak petuah
sedang kau lelap tak peduli; di telan bergelas-gelas dingin
nafasmu bau cumbu pelacur jalang yang berjalan mundur; undur-undur
kau dapatkan pada selangkang kenikmatan. begitu riang wajahmu.
Sumedang, 8 September 2011
SESAJEN PADA MALAM
- 1003 dibaca
Komentar
Tulis komentar baru