tak ada jalan panjang
selain panjangnya rongga kehidupan
tak ada kelesuan yang benar layu
dari kehampaan yang ku dapat darimu
apa lagi yang bisa ku rangkai kini
setalah semua kau buat nyata
karena pintu-pintu yang dulu ku ketuki
telah mengasingkan diri
dalam ruang yang tak bisa
ku jamah permukaannya
adakah salah
jika senyummu yang menawan
ingin ku miliki, sayang
di tengah aku menguntai
apa yang bisa ku untai
di tengah aku mendamba
apa yang bisa ku damba
dan itu karenamu jua
setelah ku ketuki semua pintu
ku temukan wajahmu di genangan
air bening kehidupan
bolehkah aku bersuci diri
di air bening kehidupan itu
karena wajahmu mengajari aku
menyesali masa silamku
karana indah bola matamu mengajariku
bersyukur nikmat
aku masih sempat
menikmati kelembutanmu
setelah ku ketuki semua pintu
di pintu hatimu aku termangu
bisakah kau menerimaku
bersama masa silamku
dan ketika kau tepisinya
tak patutkah kini kau ku damba
menjadi permaisuri jiwa
setelah ku ketuki semua pintu
di pintu hatimu ku temukan
alamat tujuanku sebenarnya
karena hamparan hijau luas
memesona jiwaku
menanam benih cinta
ingin ku rawat hingga musim tiba
aku terbius ketika benih itu
benar ada
dan aku mengetuki pintu berpenghuni
ku temukan kau di atas sebait do'a
maukah kau menghentikan kegelisahan ini
dengan tetap tersenyum di sisiku
Andam Dewi
Selasa, 8 Nopember 2011
Pukul 02.40 WIB
Komentar
Tulis komentar baru