SETELAH KUBACAKAN PUISI
Setelah kubacakan puisi
Aku pergi sendiri. Pada sirat surat puisi yang baru saja kudendang
Bersama gelora duri yang kau tanam
Kini semampainya mampu kau ubah jadi semerbak
Ditanah lapang ini nanti
Akan kubangun peribadatan kita
Tidak! Sekali-kali tidak kuizinkan kau turun
Seperti kata penyair Jambi
: aku menulis puisi diatas punggung
Dan membacakannya untukmu diatas panggung
Sebaik-baik doaku saat ini
Seutuh munajat hikmat
Setelah kubacakan puisi
Lumatilah terus keringat-keringat keringku
Agar darah pada kakiku kau jadikan Kristal sebagai bukti
Bahwa akulah pencintamu
Setelah kubacakan puisi
Pelan-pelan saja
Kau sambung bahasa-bahasa basah Tuhan
Untuk kita amini
Jakarta, Juni 2013
Rifqiel Asyiq
Komentar
Tulis komentar baru