Skip to Content

Sewindu tsunami Aceh

Foto Robi Makmur

Rasanya baru kemarin aku terharu dan membatu di antara jutaan karang yang diantar di depan pekarangan rumah lewat gulungan dan amarah samudera….

Rasanya baru kemarin air mata ini kering dan berhenti sejenak melihat ratusan ribu mayat saudaraku terserak dengan beriak ombak yang sedang menjalak…

Rasanya baru kemarin aku tertegun melihat air besar setinggi pohon kelapa secepat cahaya yang tertiup dan terbangun sengkala yang berupa gempa dari ujung cakrawala…

Rasanya baru kemarin aku mendengar jutaan rintih dan tangisan putus asa yang terlontar dari tiap-tiap manusia yang terbawa gelombang berperahu pohon tumbang dengan raga tak berdaya...

Rasanya baru kemarin negeri ini berduka dengan nestapa…

Lewat imaji aku berbicara,lewat imaji aku bercerita dan lewat imaji aku menyampaikan do’a

Sewindu sudah tsunami itu berlalu dari negeri penghujung melayu…serambi mekah tuah sultan iskandar muda…

Kini lewat sayatan luka dan monumen bongkahan karang samudera hindia aku memanjat doa dalam sejuta cinta untuk ratusan ribu syuhada…

Lewat lumpur-lumpur basah di perkarangan mesjid raya dan ratusan menasah…

Lewat semilir angin dan cahaya cakrawala..

Lewat bunga seroja aku berbisik dan meminta semoga tak ada lagi duka dan kehilangan asa untuk mereka

Dan aceh terus tertawa….

 

 

Mengenang Sewindu Tsunami NAD 26 Desember 2004 -26 Desember 2012

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler