Skip to Content

SI MAGO-MAGO TARIDA

Foto Pena Hasan Bsaidi

desember di halaman

sebatang pohon meliuk-liuk dipermainkan angin

daun-daunnya mengigil bergelantungan

matanya pedih dan terluka

 

dari sela ranting dan dahannya

disaksikannya jingga yang lewat

dihitungnya detik-detik yang berguguran

sia-sia, ini jenuh yang keberapa, bisiknya

 

senja, sepi dan lengang

dan sendirian, ia jemu menera bayang

dan saat kelam mulai memeluknya

, ia mulai bicara sendiri

 

akhir-akhir ini ia memang makin sering begitu

seringkali ketika ia terangguk-angguk sendirian

di ujung malam, dikhayalkannya mata embun dan tatap lembut

dibayangkannya, mata yang dulu mataharinya

 

ketika malam kian jauh, sepinya kian riuh

dan tanpa sadar bibirkelabunya itu mulai menceracau

 

"ah bayang-bayang, takdir telah tiba

kini dia telah silam",  bisiknya seraya mencoba menutup mata

tapi malamnya enggan terpejam, dan ceracaunya kian jadi

 

"ah desember, jika memang masih ada, aku dambakan satu saja

, kasih yang menjadi masa depan, cinta yang membawa kedamaian,

, kasihsayang yang menyelamatkan"

 

 

malam kian larut

ia pun tahu ia kian lapuk

seekor burung hantu bertengger di kepalanya

matanya sayu memandang bulan

 

Batam, 01.12.2014

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler