Apa yang ditemukannya pada bilah pisau yang sering ia diasah? Mula-mula
menjadi tajam dan kilat cemerlang. Orang-orang pun datang bercermin, melukai
diri, dan berkata, “ Pisaumu telah memerah lubuk jantung kami, menyebabkan
embun yang lahir dari rahim tuna jatuh di tebing yang dipenuhi retak kemarau.
Kau asahlah lebih tajam, biar darah tak merebak ketika maut menamatkan kami setiap saat.”
Demi ruh-ruh mereka, ia pun mengasah bilah pisau lebih tajam sampai
bulan sabit terbit di tengah mata. Orang-orang pun datang bercermin, melukai
diri, dan berkata,” Meskipun hanya sesayat, itu cukup untuk kami paham; bahwa
kematian itu bukanlah kesakitan yang direngekkan.
Asahlah lebih tajam lagi, agar ketakutan menjadi rindu demam.”
Demi mereka yang mendamba lahir kembali, ia pun bersegera mengasah
mata lebih tajam, lebih lama. Sampai-sampai ia lupa; bahwa bulat sabit itu
telah sampai ke pinggir tandan menyebabkan bilah pisaunya menjadi dua.
Dan ia pun berkata pada mereka, “Apakah ini masih berguna?”
Padang, 110412
Komentar
Tulis komentar baru