silahkan cincang, bulan itu menjadi pisang, kau kerat menjadi tiga bagian
mula-mula kau sembunyikan potongan pertama di mata, bercahaya redup tapi lembut
siapa yang dikehendaki, lumpuh dalam pandangan seperdetik saja
maka aku pergi mencari hujan sebagai kelemahan bulan;
sorot matanya rabun, aku bebas dari cincangan pertama
jejakku terhapus, aku mengalir ke laut, tapi kau tak menyerah
naluri rembulan tetap tajam, mengundang serigala-srigala lapar; perburuan dimulai
sampailah di laut penuh debar mencekam, nyawa nelayan terancam terbirit ketakutan;
sampan, kapal, pancing dan jaring ditinggalkan
kau berlayar, membelah malam yang telah dikerat bulanya menjadi tiga bagian
di tengah kesepian samudra
aku dipancing seperti ikan, dengan dada mirip potongan bulan kedua
berbinar-binar kekuningan, langsap sangat ranum, terapung seperti ubur-ubur begitu kenyal
semua tergiur, segerombolan hiu ataupun paus mendekat, dalam hitungan ke tiga terkapar menjadi daging panggang
sengatan yang membakar isi laut
dengan luka bakar aku mencari bagian terdalam
masuk ke sela-sela kerak yang terbelah, gelap pekat; kesepian yang mematikan
rupanya ini jebakan, aku terperangkap dipotongan bulan ke tiga
yang disembunyikan cahayanya di tempat paling rahasia miliknya
aku pasrah dicincang lembut; menjadi debur di kelam samudra.
Surabaya 2014
Komentar
Kakak satu ini selalu keren
Kakak satu ini selalu keren :)
kamu juga cantik kok..!
kamu juga cantik kok..!
Tulis komentar baru