SI RAJA BURUNG NEGRI ZAMRUD
( Sajak Buat Anak Negri Zamrud )
Hoi…Sang burung diangkasa raya
Kau memang raja dari segala raja
Menoleh kekanan berusaha menyapa kami dengan mesra
Cakarmu yang menancap tetap menggenggam tanah leluhur
Kami berteduh dibawah sayapmu
Mengintip dari calah bulu – bulumu
Mengamati takdirmu diketuaan itu
Kakimu yang mulai kapuran dan encokan
Bulu lamamu yang mulai berjatuhan
mengusik kecemasanku
Meski kau berusaha untuk tetap tegar
aku khawatir…
Kerentaanmu yang telah mengeluarkan aroma bau tanah
membuat orang – orang menutup hidung
karna menyengitkan bulu roma
Dan kadang orang – orang celoteh
bahwa kau sudah bergabung bersama para burung hantu
Aku was – was dan betul – betul ketakutan
lagi pula setua ini kau belum juga punya keturunan
Aku tak tahu apakah kau lahir tunggal
dan tak sempat pula kukenal ibu bapakmu
sebab setelah aku lahir kaupun telah ada
Dulu bulu – bulu halusmu lah
yang selalu menghangatkan tidurku dulu
Sang majikan yang menemukanmu sempat menyematkan
rantai bermata lima dilehermu
Dari dulu kau setia dan tak pernah melepasnya
meski kutahu rantai itu kebesaran buatmu
Aku mengerti kau tak kuasa menolaknya
Saat ini permata itu sudah pula kulihat berdebu
Tak sampai pula jangkauan tanganku untuk merawatnya
seperti majikanmu saat itu
embun
hujan
dan terik panas mentari
membuat wajahmu dari hari kehari tambah kerutan danberbintik hitam
Matamu yang berpendar keputihan membuat
pandanganmu tidak bisa menatap mana yang benar dansalah lagi
Kadang genggamanmu pun kulihat gemetar
Orang – orang yang berteduh dibawah bulu sayapmu
hanya memikirkan dirinya sendiri
dan seolah – olah tidak mau mengerti
bahwa mereka masih berlindung dibawah sayap kebesaranmu itu lagi
Kadang mereka berkelahi dan saling mencaci maki karna saling berebut kursi
Permata limamu hampir tak terlihat,
sehingga peraturan yang ada disitu tak terbaca kini
Dan kenapa pula kau seolah – olah tak mengacuhkan yang terjadi
Apakah kau kecewa
tiga energy ruh kekuasaanmu
yang saat ini tinggal dua
menghantui salahmu dulu
Atau kau sudah pasrah dan tawakkal
Pintu kuburkah yang kau bayangkan
Atau kau sudah mati suri
Sebab sudah cukup lama juga kau tak kudengar bernyanyi
Aku tak mau kau seperti slogan pajangan
yang indah dilihat tapi tak berfungsi
para bocah disekolah
para pejabat di apel pagi
para organisasi dipentas bumi
tak pernah terdengar menyanyikan lagumu
Dapatkah kau tangkap dari indra keenammu
bahwa ada yang ingin mencabuti bulu – bulumu
Aku tak kuasa menahan mereka
sebab mereka sangat ramai dan cukup berani
Kalau terus menerus begini
aku takut-aku tinggal sendiri
Liar binar mata mereka
yang memprovoganda banyak orang
akan mengusirmu terbang dari negri zamrut ini
Aku kasihan padamu…
bulu – bulumu yang renta itu
tak akan mampu menerbangkan besar tubuhmu
dan semua ranting dahan di negri orang
telah patah dan hilang karna ditebang
dan tak rela pula aku melepasmu untuk hinggap
diatap gedung pertokoan
sebab aku takut kau ikut dijual
Kesetiaanmu dikhianati disenja ini
padahal akibat beban yang berat itu
selama – lamanya kau tak mampu menoleh kekiri
dan itu pulalah yang membuat orang salah mengerti
nampaknya takdir beda dan ternoda
ditelan zaman bersama mimpi buruk kita
Kalaupun mereka panggil yang lain
untuk menggantikan kedudukanmu
diranting dahan emas itu
sebagai Raja burung di Negri Zamrut ini
aku tak yakin…
Ia tak setia kau dan seperkasamu
Sudahlah…
Jangan kau meneteskan air mata
Ketika mendengar kata – kataku
Aku maklum kerentaan yang membuatmu begini
mudah sedih
mudah tersinggung
tapi biarlah takdir yang menentukan
Dan jangan kecewa dengan ketuaanmu
aku tetap setia padamu mewakili majikanmu dulu
Tertawalah…
hai Raja burung Negri Zamrutku
Tunjukkan kebesaran jiwamu
Jangan buat aku malu karna mengagungkanmu
karna itu cukup membahagiakanku
Meski gemetar dan lesu darahmu
berusahalah bertahan
Aku akan tetap berdoa
Sambil merenda perban hatimu yang luka
Dari : Kamar Puisi
Jl. Jalak 007 Gading 18 Juni 2008
Kota Kerang
Syamsul Rizal,SH alias TOK LAUT
Komentar
Tulis komentar baru