Skip to Content

SKETSA KOTA

Foto Beni Guntarman
files/user/2512/Sketsa_Kota.jpg
Sketsa_Kota.jpg

 Ketika tersiar berita tentang matinya cinta di kota-kota

                                                                    (1)                                                                        

Jangan ceritakan kepada pohon mahoni tua

yang tumbuh berdiri di kiri-kanan jalan utama kota

cerita tentang matinya cinta di balai kota

mati di dalam salah satu biliknya 

yang ramai dengan suara bisik-bisik

 

Kalau engkau ceritakan kepadanya

maka ia akan merasa terkhianati

sebab hadirnya di sana

karena ada tangan cinta yang menanamnya,

dan tetap berdiri kokoh meski kota semakin tua

semata karena cinta menjadi paru-paru dunia

 

                                                                      (2)

Jangan ceritakan kepada jalan aspal hitam

yang membentang membelah jantung kota

tentang cerita matinya cinta

di sungai dan parit-parit kota

mati dalam benaman lumpur hitam

bercampur ribuan ton sampah

 

Kalau engkau ceritakan kepadanya

maka ia akan merasa tersakiti dan terluka

sebab tangan cinta telah menyatukan mereka

sejak kali pertama kota dibangun

mereka rasakan cinta dan derita bersama

 

 

                                                                     (3)

Jangan engkau ceritakan kepada gedung-gedung pencakar langit

yang berdiri angkuh di jantung kota, tentang matinya cinta di mall-mall

di dalam ruang-ruang kantor, di dalam ruang sidang yang megah

di dalam rumah-rumah penduduk, di dalam rumah-rumah gubuk

di sudut-sudut kota yang sembrawut dan kumuh

 

Kalau engkau ceritakan kepadanya

niscaya seketika mereka akan runtuh

sebagaimana runtuhnya sebuah kepercayaan di dalam dada

sebab tangan-tangan cinta telah merancang

dan membangunnya dengan hati

sehingga menjadi lambang kejayaan kota tercinta! 

 

                                                                    (4)

Ceritakan saja perihal matinya cinta kepada pemiliknya

yakni, hati nurani!  

ketika engkau mendatanginya di ruang jiwa

maka ketuklah pintunya pelan-pelan

dengan cara begitu

siapa tahu 'kan terbuka pintu kesadarannya

 

Kesadaran dan rasa cinta terhadap kota

adalah jantung sekal;igus hati nurani kehidupannya

masuklah ke dalam ruangnya yang paling rahasia

sehingga engkau dapat melihatnya dalam keadaan telanjang

tanpa tertupi oleh busana lusuh kesombongan!!!

Komentar

Foto Hatim Abadi

Sempurna. Terus

Sempurna. Terus berkarya,mohon apresiasi juga karya saya, ditunggu kritik dan sarannya. Salam sastra.

Foto Beni Guntarman

Terima kasih sdr Hatim Abadi....

Terima kasih sdr Hatim Abadi telah menyempatkan diri mampir ke lapak saya....next akan saya balas kunjungan ini. Salam sastra.

Beni Guntarman

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler