Kenapa engkau bertanya dan mendikteku
Bukankah aku sudah terjebak dan meliuk diatas pusara kebencianmu?
Aku merenung dan minitikan air mata diatas kuburku sendiri dan engkau kini tertawa!
Dan engkau masih tertawa! Kenapa engkau tertawa? Karna aku ini hina?
Liur anjing pun aku minum, darah bangkai pun aku seruput seperti es campur yang engkau berikan padaku tempo hari
Kalau dikatakan sedih aku sedih, dikatakan menderita aku lebih menderita, tapi apa tindakankau? Engkau hanya terus tertawa kadang hanya tersenyum lebar!
Memang engkau memberi gagasan, tapi gagasan itu hanya seperti engkau menyuruh membunuh ibuku, bapaku, adiku, kakakku, neneku, atau bahkan semua orang yang dekat denganku!
Kadang lebih baik aku mati tergantung ditiang gantungan dan dieksekusi oleh binatang, ketimbang aku mati diatas tunjukan jarimu dan omontgan palsumu!
Komentar
Tulis komentar baru