Skip to Content

SUARA KAUM TERSISIH

Foto Felix Umaratu

SUARA KAUM TERSISIH

Ada suara di lorong-lorong gelap

Ada jeritan di balik tembok-tembok bisu

Ada yang mengetuk pintu di rumah-rumah  pejabat

Ada yang  meratap  di pinggir jalan ramai

Sambil menyodorkan kaleng karat kosong

Minta-minta menahan malu

 

Mereka berbaris sepanjang  jalan kota

Melangkah ragu hindari  sena berseragam 

Mengelilingi setiap gedung elit

 

Sambil membawa keranjang sampah                                                                              

mereka  masih mampu tersenyum

Tahukah arti senyum ini?

Bagaimanakah  hatimu?

Di sana ada suara memberontak.

 

Nasib ini sudah kami pasrah

Kami terima menjadi sampah

Kami jauh dari wajah-wajah bersih

Tapi kami menuntut atas kemunafikanmu

 

Goresan hitam pada selembar kertas

Yang terpajang menutup kaca jendelamu

Yang bertuliskan “istana suci”

Sementara di ruang kerja yang disegani

Tertumpuk sampah dusta dan tingkah haram

Tetap dianggap baik dan terpuji

Inikah wajahmu yang suci?

 

Tapi protes-protes itu semakin lemah

Tenggelam bersama mentari

Yang  pelan  masuk di ufuk barat

 

Biarlah kuturun dengan lelahku  menjemput tangis

Sambil kunyalakan pelita ini

Untuk menerangi jalan-jalan mereka

Yang  tak pernah lelap dalam tidur

Yang tak pernah tenang dalam langkah

Yang  penuh igauan-igauan hampa dalam teduhnya

Agar melangkah dalam secercah terang

Dan bermimpi dalam janji istana

Sekedar menunggu masa

 

Bergeraklah…

Biar terusik mimpi dalam tidur para penguasa

Ketika langkah menggedor  gerbang-gerbang mereka

Dan ketika ia bangun

 ia memukul…

 ia menghina…

wajah-wajah malang yang tertutup sampah

 

Kelak mereka  bangun esok  pagi

Di saat mereka berseragam

Menjadi  tenaga  mengangkat wajah dusta mereka

Di depan mereka-mereka yang juga adalah penipu

Menyucikan perbuatan tercela

 

Dan menindas kaum malang merangkak

Menuduh sebagai pemberontak

Hingga tidurnya  tak lelap

Berpikir untuk tetap menipu

Kami tetap kaku merangkak

……………………..Inilah jeritan kami, kaum tersisih

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler