aku akhiri sajak romansa ini. Kututup tirai rembulan menjamah jendela. Jika luka berawal dari kata, perih menjadi bait-bait pilu dan kunang-kunang yang membiaskan pandang, seakan menyerahkan selendang bidadari. Lalu kita terjajah dalam ceruk kealfaan yang tiada disadari menjadi berakar tunggang, daunnya menyimpan rahasia-rahasia yang sulit dungkapkan dengan kebenaran.
**
Kututup baitnya dengan piuh nurani keikhlasan dan ampunan ketika raga dan etika menjamah ranah dosa tanpa berasa.
**
Aku cabik antara jurang dan lembah, menutup peradaban yang menjadi kuncup. Di balik tebing-tebing tandus ini, kutanami dengan benih-benih hakiki, karena kealfaan adalah lemah, lemah yang menjadikan lengah.
Pada palung terdalamnya, engkau sigi lah perlahan yang sesungguhnya.
#jerujikata, nov2018
Komentar
Tulis komentar baru