: untuk Revina
Pertemuan sore itu begitu cepat berlalu
Ternyata aku baru tau
aku belum mampu menaklukkan waktu
Hanya warna sempat terekam
dalam durasi yang tak pernah jadi panjang
Aku terpana rona cahaya yang jingga senja
Pernah sekali waktu ketika mata kita bertemu
pada irama yang telah lama kutunggu
Kau lempar senyum padaku
Seketika itu waktu dalam genggamanku membatu
Bisu mencumbu lidahku yang kelu kaku
Perlu tak sedikit waktu cairkan semua belenggu
Hingga pesonamu berlalu bersama lelehan beku
Kurangkai semua puja
atas nama yang bergelantungan di cakrawala
Tak akan berhenti mencoba bisa bukan karena
Mengalir saja
walau ke dermaga tempat berlabuhnya semua kecewa
Di ujung aksara sengaja
Kusematkan kuncup mawar yang merah menyala
Karena hanya
Padamu kuserahkan semua jika
Bandarlampung, November-Desember 2012
Komentar
wow
bagus banget, semoga tulisanmu dapat membuatnya semakin merindu :D
terima kasih
hahaha, makasih, Mbak
tapi aku tak pernah berharap seperti itu
aku hanya tak lebih dari seorang pengagum
sama halnya dengan aku mengagumi tulisan-tulisan Mbak Ndaru :)
mantap
saya juga baru saja menulis surat cinta. lebih tepatnya surat untuk nembak si dia. Doakan semoga diterima.
hahaha
Tahu darimana dik, panggilan ndaru itu? Hahaha
Nguk Nguk
Mad, ajarin gw nulis yang begituan. Surat Cinta untuk Hapijah.
=p
saya juga donkssss =p
salah orang
wah wah wah, sepertinya mas dan mbak salah orang kalau minta diajari
harusnya saya yang minta ajari sama mas dan mbak yang lebih senior, hhehe
keren
puisinya keren ahmad..
kalo bisa langsung bilang ke revina yaaa :)
DILA
Ahmad gak punya nyali :D
wkwkwk
malu
waaah jadi malu nih, hahahaa
sepertinya dia gak perlu tau
karna melihat senyumnya saja saya sudah cukup bahagia :D
Nguk-nguk
apalagi bisa menggenggamnya. iya kan mad? :D
Tulis komentar baru