Skip to Content

Suratku

Foto Mega Dini Sari

Telahkah kau terima surat-suratku? Kukirim setiap aku merindu. Kau tahu? Di sini aku menunggu dengan sejuta gelisah yang menghanyutkanku pada setiap inchi kenangan yang pernah kita lewati. Angan, kenang dan kerinduan membuatku terdampar ke lembah yang tak berdasar. Menggulungku ke dalam ombak pengandaian yang menjadikan bahasa dan kata tak lagi dimengerti logika. Kenangan membebaskanku dari jeratan waktu. Tak peduli berapa miliar detik yang telah terlewati, nyatanya aku bisa kembali ke satu waktu berulang kali.

Kapan kau akan membalas surat-suratku? Aku tak memiliki cukup ketabahan seperti daun yang bergoyang tak mengeluh ketika dihempas angin atau seperti batu yang selalu diam tak bergeming. Mungkin aku akan berteriak memanggil-manggil namamu dalam setiap igau malamku. Memaksamu ada di setiap mimpiku ketika aku terlelap di peraduanku. Anggap saja aku telah gila. Ya, aku gila karenamu.

Jika nanti kau membalas surat-suratku maka kau akan tahu bahwa aku dan cintaku seperti murid yang begitu percaya pada sang guru. Yang menerima setiap ilmu yang diberikan tanpa prasangka dan ragu. Aku dan cintaku seperti kertas putih yang akan menampung setiap aksara yang tertulis di atasnya. Dan akan dengan setia menjaga setiap kalimat yang tercipta hingga lisan mampu membacanya. Aku dan cintaku seperti anak kecil yang sejatinya tertawa dan menangis tanpa rencana. Yang selalu mencari suara dimana ibunya berada. Takkan bertanya-tanya tentang masa depan yang menantinya. Membiarkan saja waktu yang membuat rencana untuk dirinya.

Karena sesungguhnya kita hanya perlu bicara dengan hati kita saja. Tentang cinta atau tentang cara memperlakukan waktu dengan bijaksana.

Dan kau membuatku terbiasa sendiri tanpa dirimu ada.

 

 

Medan, 24 Maret 2016 

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler