Puisi : Darwin Badaruddin
Surau dekat Pura
di depan pura seorang perempuan menenun waktu
kebayanya putih tapi dukanya hitam legam
dibasuhnya dengan mantram suci
berulang-ulang
tapi waktunya semakin duka
semakin legam
di pintu surau dekat pura
seorang lelaki manganyam waktu
sorbannya putih tapi lukanya lebam
dibasuhnya dengan wirid
berulang-ulang
tapi waktunya semakin luka
semakin lebam
di depan pura perempuan itu tersipu malu
lelaki dari negeri luka telah meminangnya
menjadi pelangi
Pasangkayu, 12 Oktober 2011
Komentar
Tulis komentar baru