Skip to Content

Tabir Ranah Minang III (saat perjalanan bersama sahabat)

Foto Soei Rusli

Seruling senja terdengar mendidih darahku

Berayun gempa menerjang

Menjerit penghuni bumi

Aku tatap langit merah cewang

Merapi dan Singgalang tak memberikan tanda

 

 

Laut dalam bergelembung

Menyebar energi ke daratan dua arah

Aku buka tabir hitam

Untuk dapat aku kejar ke gaib sebuah titik api

Cumanak dan GunungTiga dan Kampung Chino

Suara rintihan

Tobat terucap seketika

Dari di atas dosa

 

Air mata api lenyap ditelan lumpur

Darah menetes sampai pagi

jasad terbujur dingin tak bernyawa

 

 

 

Dzikir ulama

Berenti pesta penikahan

Berahi tak sanggup pada nafsu

Hilang tak berdaya

Risau para malaikat melihat darah bertumpahan ke  lumpur

Tertagun langkah para dewa

Melihat manusia tak kuasa

Di renruntuhan

Malam kelam yang buruk tanpa pelita

 

 

Aku termenung diseranbi Mekah

Buah hatiku tanpa berita

resahku tak tertahankan

Hujan deras menghalang langkahku

Aku tunggu pagi tampu  pijar

Aku tinggal dua sahabatku

Berlari lewat lembah dan lereng gunung

Mengejar buah hatiku

 

 

Bukit Limau Manih 30092010


@hce Soei Rusli

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler