Skip to Content

TANDU BAGINDA RATU

Foto Defri ar-Rahman

Tanah, tawanlah tawar
Biar langit di sana koyak 
lalu lihat! 
lihatlah! Langit di sini pucat api,
pintu berlapis emas tujuh penjaga; Terbakar
Air menjadi debu hilang sendiri
Sekarang; 
Mata cakrawala menjadi airmata di perut bumi.

Sudahkah Tuhan?
Nasib di tanganMu lepas dari pembendaharaan fitrah
Aku tak mengeluh melihat ketentuan;
karena taqdir memiliki rencana yang Engkau tuliskan. Pasti

Kami Manusia lupa Engkau ada; Yang Mengintip.

Malaikat ; jangan hanya duduk di samping Tanah; Ajarkan kami azab Tuhan; 
saat;
Langit. Angin berlapis merah awan dalam cawan
sebelum malam ditiduri purnama
Turunlah!
Mentari 
Lihat!
Kupukupu menyulam sendiri pakaiannya tanpasutra telanjang membawa mahkota
Madu mengalir di atas susu,
Daun menjadi hijab, antara selaput a'rsy yang bergemuruh lebah jantan.
Manis anggur menawan mata, tertarik-jatuh dari rusuk biji atom muda

Sekarang lihat, lihatlah jutaan mantra yang mengrogoti rahim hawa
Lihat dengan bahasa, semua telah direkayasa sang aqal
Sepertiga dusta, selebihnya rimba raya
Walau di kutuk dengan kata sederhana; harusnya nikmat itu mulia;
Namun sempurna; air hina kembali ketempat hina dengan jalan yang hina.
Hanya duapertiga rahasia; jutaan ternak berebut makan dalam singgasana
Hanya sementara; 
Nikmat adalah malapetaka; tandu suci ratu buta.


Padang, 02 September 2014
Defri ar-Rahman

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler