Di persimpangan ini engkaulah penunjuk arahku
Namun penglihatanku mulai kabur
Mataku kini telah buram dengan debu kebisingan zaman
Tidak kah kau dengar tangisanku ?
Di tengah malam tanganku menggigil membaca suratmu
Kau bilang ikuti langkahku, tapi jejakmu semakin kabur terkikis angin dan debu pertikaian zaman
ku menangis tersedu mengharap genggaman tanganmu
Airmata ini membuatku mengerti arti rindu
Tak heran tak berlebihan, jika orang memujimu dalam syair dan doa, siang dan malam
Setinggi apapun mereka memujimu dalam kata, takkan mampu mengungguli syahdu air mata dan kasih sayangmu
Wahai sang mustafa, tangisanmu yang terakhir itu memanggil rinduku
Setelah semua ketersesatan dan penderitaan akan kehilangan arah ini
Aku mengerti mengapa kau menangis di akhir hayatmu, menyebut namaku
Komentar
Tulis komentar baru