Terjaga Tak
Tenggut
Bola mata kami meneteskan air mata
Melihat, mendengar, merasa, raungan manusia
Tak hanya satu tapi menggunung
Tersiksa melengking tangisan hati
Mencium asap jalanan yang kelabu
Bersalaman dengan aspal panas
Rumah mewah berlantai kardus
Tempat berbaring menyiapkan nafas
Setelah habis di tagih waktu
Sebelum habis di minta yang maha kuasa
Sedangkan burung ingin bernyanyi
Kami pun punya asa yang dalam
Tak hanya menunggu datang uang
Yang tak tentu sehari semalam
Kami tak mengerti arti merdeka
Sebelum dan sesudah itu sama saja
Hidup segan mati tak mau
Kemakmuran ambruk dihantam kemaruk
Ranai, 05 Februari 2014
Komentar
Tulis komentar baru