terserah anda mau memandang kebawah dari ketinggian yang mana
selalu ada kota dengan kesemrautan yang dipenuhi orang orang yang lalu lalang
diantara dinding beton tinggi kendaraan berputar putar seperti keong yang terperangkap dalam ruang yang dipenuhi debu polusi
hilir mudik entah mau kemana disaat terkepung banjir
banjir air luapan sungai babjir kata sumpah serapah banjir dusta pitnah mempitnah diantara orang yang saling berebut tempat terhormat
ada yang jatuh tertimpa tangga dan semakin diinjak injak ada pula yang digotong diangkat angkat disanjung sanjung
mungkin kemasa depan kesebuah lembah yang subur indah tenang dan damai arahnya menuju arak arakan kemenangan itu
atau kembali mundur kemasa lalu merindukan masa tenang menghindari hirup pikuk koar koar yang mengganggu ruang publik
disana orang orang menggarap sawah dan ladangnya sendiri menjaga empangnya menggali makna hidupnya sendiri tampa butuh direcoki pandangan pikiran aneh dari luar
dimasa alam masih ramah bersahabat dan orang saling salam salaman dalam ketulusan dan keiikhlasan tampa pamrih semata karena karena Allah
terhindar dari kebisingan kota dari letusan senapan peperangan paham pendapat
sebelum hutan dibabat dan perut bumi digarap dan isi lautan dibajak dirampok semena mena
oleh para pendatang saudagar serakah dari belahan dunia lain
terserah anda memandang kebawah dari ketinggian yang mana
setelah revolusi dimunculkan lagi dan genderang perang ditabuh bertalu talu
oleh sukarelawan yang tak rela kehilangan kesempatan mendapatkan imbalan
selalu ada kota dengan penghuninya para serigala berbulu domba
selalu ada kambing dan bebek berbaju hitam yang senang digiring bersama ayam sayur yang bisanya hanya berkotek dan berkokok di kandangnya sendiri
kerbau yang dicucuk hidung dan tikus busuk yang berkeliaran di gudang gelap menerobos dari gorong gorong bawah tanah
tak akan hilang oleh penguasa yang hanya memandang dari ketinggian yang tahunya hanya berwacana seperti raja ongkang ongkang dan sombong duduk di kursi goyangnya
alangkah indahnya yang diberi amanah turun kebawah dengan pedang keadilan terhunus dan menebas tampa tedeng aling aling segala penghalang yang menghambat jalan lurus kemasa depan yang lebih baik demi rakyat yang dicintainya
terserah anda apakah ini kritikan atawa himbauan atau hanya celotehan dari seorang awam yang tak paham persoalan dan bisanya memandang dari bawah keatas langit yang gelap.........
Komentar
Tulis komentar baru