Tersesat
Aku tersesat di perempatan jalan,
Tanpa hujan, tanpa kenangan,tanpa uang seribuan
Alamat-alamat telah tamat menjadi bau kiamat yang teramat nyengat
Ambisi dan emosi menggelepar di tengah pusara metropolitan
Di sini,di tempat paling jalang dimana mimpi-mimpi menjadi rabun dalam ingatan,
aku telah jengah mengayuh sampan di atas aspal penuh setan
Tak ada petunjuk dari polisi yang mengantuk,
sedang di bawah lampu neon, laron-laron mendeklamasikan pidato terkutuk
tak ada jalan lain, ku putuskan untuk terbang bersama kunang-kunang yang mengantre di halte
Menunggu,mencari angkutan menuju kebahagiaan
Komentar
Tulis komentar baru