Skip to Content

Tidak Cukup dalam Bait

Foto Arfi Sn

Sahabatku, izinkan aku gores tinta ini dalam bentuk surat kabar sangat panjang menjual kata.

aku harus menyatakan semua, di tengah orang-orang miskin merajalela, orang-orang gila menjadi pengusa dan rekayasa dari kata-kata mereka.

 

di mna kalian simpan rasa cinta? saat aku ingin menyatakannya

kalian hadir menghentakhentak bumi, seketika teringat seseorang dengan mata terbuka, mulut menganga, menyimpan mimpi-mimpi dalam jiwa yang terus menjerit.

 

Kau, tunjuk cerita masalalu kenangan dalam rasa yg cukup pahit. ngeri.....

 

Apakabar sahabatku? sudahkah kalian mengaji? menanam padi? Dan dijual ke australi.

ah, anak-anak saja kurang gizi, makan dengan janji-janji para petinggi...

 

ngeri, rakyatku terus mejadi mesin, mengangguk-angguk seperti tak mengerti, mereka menjadi ternak, pikiran mereka tergadai oleh harga ganja yg melonjak tinggi.

 

apa kabar sahabatku? apakah kalian mengena senyum? sbuah perasaan yg tak pernah dapat dilukis oleh kata-kata.

Namun ia seringkali hadir didepan pngeras suara, berubah menjadi bait-bait kata, sangat indah, sangat merdu, memberikan nyanyian tanpa teks, nomer yg menjadi raja, nomer satu, dua, tiga "cobloooos" teriaknya sambil bego...

 

Kain itu usang csahabatku, basuhlah. ini bukan cerita masa lalu, ini derita masa kini..

kain itu usang sahabatku, basuhlah dengan cinta tanpa noda.

 

apa kabar sahabatku? Bait ini memang tidak cukup utuk kita, mungkin air hujanlah jawabannya.


revisi

Komentar

Foto Reni Nur Afifah-WAJ

merinding saat q baca puisimu

merinding saat q baca puisimu ini. mgkin hampir sama dg "Gelisah Anak Negeri" dan "Tikus-Tikus Kota".coba mampir dan ksh koment.... :)

Foto Arfi Sn

alhamdulillah, puisi saya cma

alhamdulillah, puisi saya cma opini kok:) kita sher brg2 aja :)

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler