Angin bertiup dari dalam tanah
uang-uang rakyat beterbangan
dari kantong-kantong tikus kantor
yang hidup sejahtera di rumah rakyat miskin
amarah tikus memuncak pada ketinggian
tapi rasa malu lebih dulu disembunyikan
menghindar dari kejaran kaum Abraham Samad.
mereka berdiskusi tentang sekuler
kami bernyanyi dengan tangis..
mereka berdiskusi tentang perang
kami menulis puisi tapi ditindas..
mereka saling berbantahan tentang demokrasi
kami sampai sekarang belum paham arti kesejahteraan..
Andai keadaan bisa terbalik
apa yang kalian katakan
jia berada di posisi kami?
Angin masih bertiup
lidah tikus menjilat keringat kami
kami melarat
bagai lintah terinjak kaki gajah
begitu banyak kata
yang tersusun pada kitab-kitab langit
mereka ludahi dengan ludah yang amat serakah
berkata Kitab dalam tangis;
kasihan,
kita pasti bertemu di akhirat.
Komentar
Tulis komentar baru