Manis, kapan kau mulai menyentuh nadiku?
Tiba-tiba kau mengiris-iris sampai darah mengucur deras
Aku tak mampu kalau harus jadi pahit
Tapi kau memaksa dengan pisau leher runcing
Sudah teriris bukan, apalagi yang kau cari
Tinggal darahku yang bisa kau cumbu
Kau begitu menikmati, sampai-sampai aku merasa nikmat
Nikmat ini terlalu naif untuk kudustai
Karena sebentar lagi, aku punya sayap
Seperti orang-orang modern yang berkata malaikat bersayap
Nantinya, simpan pisau itu baik-baik
Lalu susul aku
Sendiri tak nikmat
Komentar
Tulis komentar baru