Skip to Content

Tuhan yang Malu

Foto Rahmat adianto

Malam yang terlahir di rahim waktu

Kelam pekat memandang tapal batas kuasa

Di pertigaan malam, manusia bersatu menggoda iblis-iblis

Agar masyuk mengumbar kemaluan

Dan sangsi di perempatan malam

Menuju alamat yang tak pernah disebutkan

Oleh gagak-gagak, se-huruf pun

Lalu mereka berbondong-bondong memohon pengampunan

Dari Tuhan yang tengah malu memaafkan.


Sebab Tuhan mencintai ciptaan-ciptaan

Tapi mereka telah hidup dalam kesia-siaan

Sungai yang menganank di pelosok mata ibu

Mereka seruput tanpa dahaga

Birahi meng-klimaks dalam persetubuhan

Manusia dengan iblis yang mencintai tahta

Merindukan anak-anak pemberontak

Yang akan membantai orang-orang tua


Padahal betapa girangnya orang-orang tua

Mengajarkan kesetiaan pada anak-cucu

Yang menendang-nendang dalam rahim purba

Mereka lahir dan tubuh dalam kasih sayang dan perhatian

Lalu bertemu sebagai sepasang yang disahkan dalam ikrar

Atas nama Tuhan yang tak pernah mereka tahu

Tuhan yang meminta mereka hanya sekadar beribada

Tuhan yang membutuhkan selaksa doa-doa dari penyesalan

Tapi mereka abai dan tertawa dalam kesesatan


Kesesatan yang klise

Tuhan pun sangsi dan malu memaafkan.

 

Rahmat Adianto

Kendari, 3 April 2020

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler