selangkah demi selangkah,
kutelusuri jalan berduri,
melanglang jagat penuh melarat.
tiada pernah kutemui,tiada pernah kudapati,
hanya kekosongan dan kehampaan yang menanti,
perih hati,pedih rasa,
hidupkupun terhempas,
duniakupun sirna,tiada tempatku perpijak
daunpun ikut berguguran, tiada tempatku berteduh
ooh betapa marahnya engkau padaku
akupun tetap berjalan dengan langkah tak pasti
dengan selaksa do’a
dengan selaksa derita dan harapan
jalanpun terus berlalu,walau kaki terasa perih
mata memandang tajam ke depan
menuju ke arah seberkas cahaya
sejenak aku terpana dan tertegun
merenungi cahaya tersebut,ada asa
yang mampu memberikan terang
yang memberikan arah bimbingan
terlihat olehku tempat yang teduh
langkahku lunglai tuk menggapai teduhnya
sepanjang langit bumi bersatu
aku permisi untuk berkeluh
menitik nalarkan semua derita
menitik nalarkan isi kalbu
angin berhembus spoi basah
memberi harapan yang resah
memberi nyaman yang gerah
arah tempatku mengadu
arah tempatku mengadu
arah tempatku yang syahdu
Ungasan,anggara kasih, Juni 1991
Komentar
Tulis komentar baru