Skip to Content

Untukmu Puisi

Foto Muhsin Iswahyudi

Kucari di antara mentari pagi namun yang ku temui hanya bayangan angan bersama kabut

Hilang menjadi secarik catatatan yang tergeletak disamping kopi yang hangat

 

Jauh memandang arah tak bertepi lalu risau ketika tak di dapati

Ketika Tembakau menjadi hiburan dikala sejuta pertanyaan menikam

 

Aduhai puan... 

 

Gusar dalam menanti ketika asa tak bertautan

Saat itu cinta bertanya pada malam paksa rembulan tuk menjawab

 

Hilang terurai angin pergi sendiri ke awang-awang

Aku mengintip disela jendela hingga tertular kegundahannya 

 

Kau menunggu siapa ? 

 

Amor kah yang turun dari kayangan ?

 

Aku rasa sisi sunyi itu

 

Isak tangis mulai berbisik berjalan seiring hening 

 

Aduhai puan....

 

Hanyut terbuai pada sore yang mulai menjingga 

Sayu mendayu sendu di kala semua bisu

Ketika aku kira kamu bisu

Aku mencoba mengingat-ingat suara keibuan mu

 

Sepotong senja ku kantongi dalam surat yang lusuh 

Ingin kuhadiahkan padanya tapi di perjalanan kantong bajuku berwarna merah kekuning-kuningan

 

Termyata senjaku luntur

 

Lalu malam kembali berlayar , aku lipat cahaya bulan dan ku masukan kedalam amplop

 

Aku tak ingin luntur lagi seperti senja lalu kusimpan didalam laci 

 

Kucing-kucing kampung bertanya 

Apakah kamu merayu ?

 

Ya aku merayu , 

 

 

Dan kucing kampung menertawaiku lalu mencibir dengan sinis

Apakah kamu Amor dari kayangan ?

 

Tidak , aku hanya penyair abnormal yang agak-agak kuno 

 

Kucing malam kembali berseloroh

Mati saja kau ditimpa sajak sajak mu !

 

Aku telah mati bunuh diri ketika matanya melirik

Kucing-kucing pun pergi setelah ufuk timur mulai merah

 

Dan aku kembali bersama secarik catatan yang lusuh

 

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler