tak dapat kucerna rasa yang mendadak membuatku merasa tak memilikimu
rumput hijau yang senantiasa menyapa di awal hariku tak lagi tawarkan kedamaian
jendela yang selalu topang semua khayalanku tentangmupun enggan menyapa,,,
kemana hembus angin yang dulu selalu tawarkan gemulai tarian ilalang yang selalu kita nikmati dsirnya berdua,,
semua terasa usang
padahal aku menyayangimu tanpa bahasa layaknya air mata yang telah mendewasakan
dan perjalanan hidup yang mematangkan fikiran
tapi kini warnapun hanya abu-abu
usang...
Komentar
Tulis komentar baru