Skip to Content

Wirid Merapi

Foto edi sst

Wirid Merapi

oleh edi sst

 

Wahai, mengapa

butir-butir abu ini begitu memedihkan

hawa panas itu kini ada di ladang, kebun, kali-kali

di jalan-jalan dan di rumah-rumah mengelupas hati ini

membakar pohon dan rumput milik sapi-sapi kami

menghanguskan kelopak-kelopak edelweis

memanggang ternak, juga saudara-saudara kami

 

Ya Allah, jadikanlah

deru abu ini pemutih mata hati

lava pijar ini selimut penghangat jiwa

awan panas ini pembakar kepongahan kami

tangis ribuan pengungsi pembuka pintu nurani

rasa pedih ini sayatan pada nafsu-nafsu kami

 

Subhanaka ya Allah

malam ini terasa begitu panjang

aku terguguk sendiri dalam sunyi

biarlah aku peluk Merapi di sini

biarlah kurengkuh hawa abumu kini

dan kulempar untuk membakar langit

dalam doa dan wirid hidayat jati

 

Jogja-Semarang, 2010

 

Merapi, Masih Akrabkah Kita?

 

Merapi, masih akrabkah kita?

Kemarin pagi kulihat di ketinggian lereng

putri kedaton berkain putih memetik edelweis

bau wangi tengkuknya berebut dengan segarnya embun

Ah, di manakah sang penjaga neraca? Sedang kamu

menjaga Medang, Kahuripan, Majapahit, Blambangan, Mataram Islam

menjaga Sanjaya, Sailendra, Isana, Panembahan Senopati

 

Merapi, masih akrabkah kita?

Di keputren biyung emban kehilangan momongan

pangeran bergendewa berburu menjangan

Saat kini kau muntahkan lahar dan pasir muntilan

engkau pun sedang menjaga zaman

 

 

Semarang, 2010

 

 


sumber gambar : sabdalangit.wordpress.com

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler