Skip to Content

Perempuan Jalang

PEREMPUAN JALANG, 1

 

Di perempatan kota, sepasang mata jalang menyala

senyum-senyum mungilnya hangus terbakar tanduk-tanduk kerisauan

IRAMA NAN BERSENANDUNG

IRAMA NAN BERSENANDUNG

Kemirau @ Sang Murba

 

“HAIRAN sungguh aku dengan orang sekarang!” Rasa kesal jelas terpancar di wajah Long Nah. Segala yang terbuku di hatinya selama ini bagaikan tidak tertahan-tahan lagi.

Molotov Terakhir

peluru melesat. menerobos kulit yang asing. menembus dada berdetak tegas

pemilik langkah yang enggan mundur

walau udara memanas di dalam kepala

Belum Usai

Isi kepala yang terkelupas barisan perhitungan logika angka satu plus sepuluh titik enam akar dua, yang kau yakini tak ;pernah ku temui di saat aku bekerja

Joan UduPerempuan JalangKemirauIRAMA NAN BERSENANDUNG
Salman ImaduddinMolotov TerakhirLalik KongkarBelum Usai

Puisi

TUHAN cepat panggil aku

(Untuk YB)

 

Dalam keramaian aku sendirian,

KETIKA KUTUTUP SEMUA PINTU Puisi ke 108 dalam Menghitung Rindu (1)

 

 

KETIKA KUTUTUP SEMUA PINTU  

 

Jibril datang lagi

HANYA KAU DAN AKU Puisi ke 107 dalam Menghitung Rindu (1)

 

 

HANYA KAU DAN AKU (1)

 

Aku tak akan bercerita kepada siapapun tentang kita

APA LAGI Puisi ke 106 dalam Menghitung Rindu (1)

 

 

APA LAGI  

 

Lewat apa lagi aku bisa bercerita tentang rindu dan cinta

tuntunlah pada jalan keberkahan-Mu

yang kuterima hari ini 

inilah yang menjadi bagianku

seberapapun, inilah bagianku

memang serasa kurang

tapi hati ini harus keras berjuang

air mata di antara ceria

hari ini tetap kubuka pagi dengan penuh keceriaan

tak sedikitpun galau, tak sedikitpun miris

seperti biasa aku mengikuti cerianya matahari

iri hati mengusik lagi

aku sendiri tak tahu kenapa kita jadi sama-sama diam

padahal kebersamaan telah lama kita pelihara

kita saling menjaga rasa

kita terus membangun mesra

meniti jalan sunyi

ia terlalu berat untuk menulis lagi

pena di tangan hanya diam terpaku

menggores lukisanpun tak bisa lagi

karena porak poranda hatinya

mari santai di sini

mari duduk santai di sini

di bawah rindang pepohonan di tepian sawah

kita lepas sejenak kepenatan

kita buang ketegangan yang kita buat sendiri

sampah

tak ada lagi gemercik air di sini

sungai ini telah kering 

dan berganti tumpukan sampah

rumputpun enggan untuk tumbuh

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler