Skip to Content

Perempuan Jalang

PEREMPUAN JALANG, 1

 

Di perempatan kota, sepasang mata jalang menyala

senyum-senyum mungilnya hangus terbakar tanduk-tanduk kerisauan

IRAMA NAN BERSENANDUNG

IRAMA NAN BERSENANDUNG

Kemirau @ Sang Murba

 

“HAIRAN sungguh aku dengan orang sekarang!” Rasa kesal jelas terpancar di wajah Long Nah. Segala yang terbuku di hatinya selama ini bagaikan tidak tertahan-tahan lagi.

Molotov Terakhir

peluru melesat. menerobos kulit yang asing. menembus dada berdetak tegas

pemilik langkah yang enggan mundur

walau udara memanas di dalam kepala

Belum Usai

Isi kepala yang terkelupas barisan perhitungan logika angka satu plus sepuluh titik enam akar dua, yang kau yakini tak ;pernah ku temui di saat aku bekerja

Joan UduPerempuan JalangKemirauIRAMA NAN BERSENANDUNG
Salman ImaduddinMolotov TerakhirLalik KongkarBelum Usai

Puisi

Sekali saja

Masih belum bisa melihat aku
aku yg terbakar memeluk rasa
menyimpan asmara tak berguna
tak tersampaikan
tak terwakilkan meskipun kuteriakan
telingamu tertul

Yang tak berhati

Aku tak sedang ingin berpuisi
ini adalah amarah
begitu merah membiru api ini
kugenggam pijar membara
menelan lahar yang tak berhati
terlontar fikir nafsu me

Aku dan Tuhan-ku

Tuhan,

Andai aku dapat merebahkan jemari cintaku dengan mudah,

Akan kuraih bintangmu di angkasa dengan jemari cinta ini

MARET BERSUARA

MARET BERSUARA

 

Lihatlah luncuran api itu

Merah, menjilat waktu

Musnah

Air mata membadai..
luluh lantakan semua tentang keindahan
inilah titik nadir sebuah pengharapan
bergelut badai bergelimang ratap
 
musnahkan semua yg menghalang

Catatan untuk pelangi

akan kutunjukan padamu cara membunuh perih
berteriaklah lantang ke angkasa Tuhan, Tumpahkan semua di kedalaman samudra biru

ADAB SANG BIADAB

ADAB SANG BIADAB

 

ADAT YANG BERSERAKAN SANG BIADAB

MENGHEMPAS KEBAJIKAN MENGUMBAR KEBATHILAN

TERURAI KISAH TAK LAZIM

DARI SANG BIADAB YANG LABIL

Bagaimana Bisa

Bagimana bisa

Aku menjemputmu dari rumah

Dan mengantarmu ke surga

Dengan keretra kencana

 

Bagaimana bisa

Aku membelikanmu

Serenade Sesal yang Indigo

menerjemahkan rindu yang indigo

sulit dan rumit bagai labirin

khayalku akut stadium akhir

pada aurora pasundan yang mendindingi netra siang itu

Kediamanmu

 

 

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler