Skip to Content

Perempuan Jalang

PEREMPUAN JALANG, 1

 

Di perempatan kota, sepasang mata jalang menyala

senyum-senyum mungilnya hangus terbakar tanduk-tanduk kerisauan

IRAMA NAN BERSENANDUNG

IRAMA NAN BERSENANDUNG

Kemirau @ Sang Murba

 

“HAIRAN sungguh aku dengan orang sekarang!” Rasa kesal jelas terpancar di wajah Long Nah. Segala yang terbuku di hatinya selama ini bagaikan tidak tertahan-tahan lagi.

Molotov Terakhir

peluru melesat. menerobos kulit yang asing. menembus dada berdetak tegas

pemilik langkah yang enggan mundur

walau udara memanas di dalam kepala

Belum Usai

Isi kepala yang terkelupas barisan perhitungan logika angka satu plus sepuluh titik enam akar dua, yang kau yakini tak ;pernah ku temui di saat aku bekerja

Joan UduPerempuan JalangKemirauIRAMA NAN BERSENANDUNG
Salman ImaduddinMolotov TerakhirLalik KongkarBelum Usai

Puisi

Dan....

Dan...

pinjami aku hatimu

tuk kusandarkan cintaku

kini dan nanti...

 

Dan...

tolong rentangkan

bahu bidangmu itu

Biar ku....

Biar kuhentikan bayang memanjang

samarkan tujuan

dan yakinkan langkah menanti

sebagai pegangan

menuju jejak-jejak akhir kerinduan

di penghujung jalan...

MENGAGUMI DARI JAUH

Biarkan aku memujamu dari jauh

sekedar mencuri pandang pada wajah manismu

senyummu sesekali tertuju padaku

entah apa makna semua itu

 

Taman Kerak Bumi

Bumi pernah memendam amarah
Dalam riuh keciprak merangin
Membisu dalam jutaan abad

Tabir Ulu, 12 Februari 2012

Bung

Bung.

Bagimu sebuah nama jelek, bengek,

termehek.

Ketika orang mulai lupa pada langit,

pada bintang.

Bagimu seonggok borok, rongsok,

bobrok.

Heningku Menerawang

Heningku menerawang ke dasar sadarku

Merogoh batang dan akar pemikiranku

Yang tertancap tak tentu arah

Terserak

 

"di ujung aspal sekolah"

sekilas warna hitam dan putih menghiasi..

sekilas malam sunyi ini terasa hangat di hati..

teringat samar kisah itu, kisah sekolah..

Logika Imajinatif

Hitam sinar putih kegelapan

Malam dalam matahari yang membara

Hilang aku di seluruh keramaian zaman

Logikaku mati dalam kenyataan dunia

aku untukmu

ternyata tak seindah lantunan kata yang keluar dari bibirmu.

selengkung senyuman yang kau beri dihadapanku,,

tak sama dengan cerminan yang kau rasa saat bersamaku.

PENGHUJUNG

beri kami alasan kami bukan hujan di keabadian bintang hitam
bermain dengan bayangan
atau pun penangkap pelangi

kami sebenarnya hanya pemegang kuas untuk wajah kami sendiri

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler