Ada yang ingin disampaikan ombak
melalui gulungannya
sesuatu yang ingin ia ceritakan
bersama deburan
tapi, selalu tertahan di bibir pantai
PEREMPUAN JALANG, 1
Di perempatan kota, sepasang mata jalang menyala
senyum-senyum mungilnya hangus terbakar tanduk-tanduk kerisauan
Bayangmu yang menyapaku dalam setiap malam.
membuat hati menjadi risau karena rindumu.
ku tuliskan goresan pena untuk memanggil namamu.
Aku mungkin lupa
dimana kusimpan aroma hujan
yang kauberi padaku waktu itu
Juga warna mata dan rona senyummu
Di sini!
di negeri ini pernah mati nurani kami
pernah terkoyak tali silahturahmi
antar sesama kami Salam-Sarani
Sering kami mencaci berbalas aksi
bila hujan bercakap
aku teringat pisau kekata
bersayap melunglaiku
hujan menabur aroma
tanah basah
bau kematian melompati
segenap angan
1. kami dititis dewa aliran darah ini terbaur syailendra dan meurah silu nenek moyang kami perantauan pasai dan pagaruyung penegak risalah yang belum terkabar
SAJAK M. HARYA RAMDHONI JULIZARSYAH JALAN KERIS I sejak moyang kami belajar berdaulat, peralihan kuasa selalu berakhir
KETIKA 1 Ketika gempa yang begitu sopan Menggoyang kampung kami Kudengar semua nyanyian, semua tarian
Aku lemas Tapi berdaya Aku tidak sambat rasa sakit atau gatal
Ketika hujan dan banjir datang menyerang garang
jembatan
Dan di gubuk-gubuk pinggir kali Cikapundung
tempat bernaung yang diresmikan oleh nasibnya
Kalau engkau tak mampu menjadi beringinyang tegak di puncak bukit
Nama saya biodata
Jenis kelamin laki-laki asli
Ini terbukti dengan gumpalan daging tanpa tulang
Yang tumbuh di pelataran tubuh saya sering hidup
Ada mawar, ada ros hitam
Tumbuh di taman dan di trotoir
Ada kaki lima yang merana
Bersandar di dinding ketakberdayaan
Diikat peraturan, dianggap sebagai kendala
Komentar Terbaru