Skip to Content

Cerita Tentang Langit

Foto Sang Pengelana Waktu

BAGIAN  I

Cerita Tentang Langit

 

            David dan Beth adalah dua orang anak kecil yang tinggal di daerah pertanian di New Zealand. Seperti kebanyakan anak lainnya mereka menyukai cerita-cerita sejak mereka masih kecil. Ketika pada akhir April, Paman mereka, Michael, datang mengunjungi mereka dari Australia, satu hal yang mereka minta adalah, “ Cerita dong, Paman.”

            Setelah minum teh di sore hari, mereka bertiga keluar di beranda depan , dan di kegelapan David dan Beth duduk dekat paman mereka dan berkata, “ Ayo mulai,  paman”.

            “Cerita apa yang kalian inginkan,” kata Paman. “Bagaimana kalau cerita tentang Tiga ekor kambing jantan besar?” (Three Big Billy Goats Gruff)

            “Tidak ah, saya bosan dengan cerita itu,” tukas David, “Paman telah bercerita pada kami sebelumnya, dan guru kami juga telah menceritakannya.”

“Tapi, cerita itu masih merupakan cerita yang bagus,” kata paman. “Tahu jugakah kamu Beth?”.

“Ya,” kata Beth, “ada tiga ekor kambing jantan yang sedang mendaki gunung beriringan, kambing yang paling muda berjalan di muka, dan seorang raksasa buruk rupa yang tinggal di bawah sebuah jembatan menghentikannya dan berkata bahwa ia ingin memakan kambing tersebut untuk santap malamnya, tapi si kambing muda berkata agar raksasa itu menunggu saudaranya, sebab kakaknya itu lebih besar dari pada dirinya. Hal yang sama terjadi pula pada kambing jantan yang kedua, dan si raksasa melepaskannya juga. Kemudian ketika kambing Gruff yang paling tua sampai ke jembatan, ternyata ia lebih besar dari si raksasa dan ia menendang si raksasa itu hingga jatuh. Lalu kedua kambing lainnya kembali ke jembatan itu, dan mereka semua menendang dan memukuli si raksasa tua itu hingga ia jatuh ke dalam sungai.”

“Jadi itulah akhir dari si raksasa tersebut,” kata Paman Michael. “Paman sedang  memikirkan cerita lainnya, yang lebih menarik. Bagaimana dengan Cerita tentang Ulysses?”

“Ya,” kata David dengan semangatnya. “ Saya tahu cerita itu. Ia adalah seorang penduduk negeri Yunani, ia mempunyai sebuah kapal, dan ia berlayar mengikuti kemana arah angin meniup kapal tersebut. Di suatu tempat, Ulysses dan beberapa orang temannya terperangkap di sebuah gua yang dihuni oleh seorang raksasa besar dengan satu mata besar yang terletak ditengah-tengah kepalanya. Di tempat lain ada seorang tukang sihir yang telah menyihir semua teman-teman Ulysses menjadi babi dan tukang sihir itu ingin menyihir Ulysses menjadi seekor serigala, tetapi Ulysses terlalu cerdik dan ia dapat melarikan diri, Banyak hal-hal yang terjadi pada Ulysses tetapi akhirnya ia dapat kembali ke negeri asalnya.

“Cerita itu adalah cerita yang sangat panjang,” kata Paman Michael, “dan itu adalah cerita salah satu cerita yang tertua di dunia. Cerita itu juga mengingatkan Paman akan sebuah cerita tentang seorang Raja yang hidup pada saat yang hampir bersamaan dengan cerita Ulysses, yaitu kira-kira tiga ribu tahun yang lalu. Ia juga membunuh seekor raksasa, tetapi sebelum ia menjadi Raja, ia adalah seorang gembala. Ia adalah sahabat karib sang putra mahkota dan ia mempunyai tiga orang kemenakan yang menjadi prajurit, tetapi kemenakannya itu sangat urakan, mereka membantunya bertempur dan pada akhirnya ia menjadi raja. Ia adalah seorang penyair dan seorang penyanyi, sering pula ia memainkan Harpa. Di segala bidang ia adalah seorang Raja yang baik atau setidak-tidaknya ia berusaha untuk menjadi Raja yang baik. Tahukah kalian siapa Raja yang Paman maksudkan?”

“Raja David,” seru ke dua anak tersebut bersamaan. “Ibu pernah membacakan cerita itu pada kami.”

            “Paman tidak heran bila namamu diberi nama seperti Raja David,” kata Paman Michael kepada keponakannya. Kenyataannya, banyak orang-orang terkenal yang bernama David, nama tersebut adalah untuk mengenang Raja David. Itu adalah nama yang baik. Tetapi berbicara tentang cerita Raja, pernahkah kalian mendengar cerita tentang Raja dari Sungai Emas?”( King of  the Golden River )

             “Ya, kami mempunyai buku tentang cerita itu,” kata Beth. Cerita itu berkisah tentang seorang anak bernama Gluck. Ia mempunyai dua orang kakak yang kejam dan serakah.”

            “Mereka mendaki sebuah puncak gunung untuk mendapatkan emas,” kata David, tetapi mereka akhirnya terjatuh ke dalam sungai yang mengalir di sisi gunung tersebut dan mereka berubah menjadi dua buah batu hitam.”

            “Paman rasa itu adalah ganjaran yang setimpal untuk mereka,” kata Paman Michael. “Cerita itu berasal dari negeri Jerman. Tahukah kalian tentang cerita dari negeri Perancis? Ada cerita yang Paman sangat suka, yaitu, The Three Musketeers

            “Ayah punya buku tersebut,” kata David, “dan sesekali ayah membacakannya pada kami. Saya tidak begitu ingat cerita itu, tetapi ceritanya berkisah tentang seorang laki-laki yang ingin menjadi prajurit di kerajaan Perancis kemudian ia pergi ke Paris. Disana ia bertemu dengan tiga orang prajurit lainnya, yang disebut The Musketeers, dan mereka menjadi sahabat yang karib. Dalam petualangan, mereka saling tolong menolong. Musketeer yang tertua amatlah pemberani berani, tapi sebenarnya ia adalah seorang bangsawan yang sedang menyamar.”

            “Ya, Paman sangat menyukai Musketeer itu,” kata Paman Michael. “Untuk beberapa lama ia tidak memberitahukan kepada siapapun siapa nama sebenarnya, tetapi ia menyebut dirinya Athos, seperti nama gunung di Yunani. Ada enam buku tentang cerita ini dan kesemuanya adalah bagus-bagus.”

            Paman berhenti sebentar seolah-olah sedang berpikir, kemudian Paman berkata: “Apakah kalian tahu tentang cerita-cerita karangan Dickens? Kebanyakan cerita-cerita tersebut berkisah tentang negeri Inggris kira-kira seratus tahun lalu. Bagaimana tentang cerita Oliver Twist ?”

            “Ibu telah menceritakannya kepada kami,” tukas Beth. “Oliver Twist adalah seorang anak yatim piatu yang miskin, ia tinggal di Panti Asuhan tetapi Panti Asuhan tersebut tidak memberikannya makan sebagaimana mestinya, dan bahkan mereka memukul Oliver Twist apabila ia meminta tambah makan. Maka kaburlah ia, dan seorang tua yang licik menangkapnya dan menjadikannya seorang pencuri.”

            “Bagaimana kalau cerita tentang Alice di negeri Ajaib ( Alice in wonderland )?” kata Paman Michael. “Tahukah kalian juga tentang cerita itu?”

            “Ya,” kata David. “Kesemuanya itu bercerita tentang sekumpulan kartu yang menjadi hidup, dimana kartu wajik menjadi tukang kebun dan Ratu hati berkeliling sambil berkata ‘Penggallah kepalanya’. Di lain waktu Alice terlempar ke permainan catur dimana ia harus melintasi banyak ladang yang menyerupai papan permainan catur yang besar. Peluncur Putih adalah seorang tua yang lucu, dan ia tak dapat melintasi gerbang.”

            “Ah, cerita yang tak masuk akal,” tukas Beth.

            “Tapi, itu adalah sebuah cerita yang bagus,” ujar Pamannya. “Jadi, banyak cerita yang telah kita ceritakan di malam ini, bukan? Dan kesemuanya itu tentang manusia di seluruh negara dan waktu. Ada yang sedih, seperti Oliver Twist, dan membuat kalian terharu dan ingin agar menjadi baik hati. Ada yang seperti Raja dari Sungai Emas, yamg mengajarkan kepada kalian adalah bodoh bila kita serakah. Dan ada pula yang lucu, seperti Alice di negeri ajaib dan Tiga ekor kambing jantan besar, dan membuat kalian tertawa. Dan seperti Ulysses serta The Three Musketeers, yang membuat kalian menjadi berani dan cerdik.”

            Mereka hening sebentar, dan kemudian Paman Michael berkata, “Paman tahu sekumpulan cerita yang Paman yakin kalian belum pernah membacanya, dan cerita ini adalah cerita yang paling tua di dunia ini. Ada juga gambar-gabar yang menyertai mereka yang dapat kalian lihat setiap malam, bahkan masih banyak orang belum memahami gambar-gambar ini. Sekali kalian tahu cerita ini dan memahami gambar-gambarnya, maka kalian akan mengingatnya setiap malam, dan cerita ini akan membayangi kalian  selama hidup kalian.”

            David dan Beth kelihatan bingung, dan berkata, “Seperti apa cerita itu Paman?”

            Paman berjalan ke sisi beranda dan memandang ke bintang-bintang yang gemerlapan. “Lihatlah kalian pada bintang-bintang di atas sana”, kata Paman. Mereka semua mempunyai nama dan kisah. Mereka mewakili laki-laki dan perempuan, raksasa dan binatang-binatang, burung-burung dan monster-monster aneh. Dan adapula kapal besar di sana dan sebuah salib besar.”

            “Bukankah itu Bintang Salib Selatan?” tanya David dengan antusiasnya, sambil menunjuk ke langit sebelah selatan dimana terdapat empat buah bintang saling berdekatan membentuk sebuah salib. “Saya pikir ayah pernah menceritakannya kepada kami.”

            “Tapi saya tidak melihat kapal ataupun monster,” tukas Beth. “Dimana dia? Dan mengapa mereka memberi nama sedangkan bintang-bintang tersebut tidak menyerupai kapal, manusia maupun lainnya?”

            “Itulah salah satu misteri yang membuat bintang-bintang menjadi begitu menarik,” kata Paman Michael. “Paman harap kalian memperhatikan bahwa gambar-gambar tersebut dibentuk dalam berbagai bentuk -menyilang, bujur sangkar, persegi empat dan garis-garis berliku-. Dan bintang-bintang tersebut juga selalu berubah. Jika kalian bangun di pagi hari, kalian akan menemukan bahwa bintang-bintang yang kalian lihat di Timur pada malam hari sebelumnya akan berpindah ke sebelah Barat. Jika kalian memahami bintang dengan baik, kalian akan dapat menyebutkan waktu tanpa melihat pada jam, hanya dengan memperhatikan seberapa jauh bintang tersebut bergeser.”

            “Orang-orang pandai pada jaman dahulu, memperhatikan bagaimana bintang-bintang tersebut berpindah dan mereka juga mencatat bahwa bintang-bintang yang mereka lihat pada musim semi akan berbeda dengan bintang-bintang pada musim dingin. Kemudian mereka membuat penanggalan, mereka membuat peta tentang bintang-bintang yang cemerlang yang muncul setiap tahunnya dan mereka memberi nama pada kelompok-kelompok bintang tersebut. Mereka memberi gambar pada bintang-bintang yang telah dikelompokkan tersebut untuk menggantikan hal-hal penting atau orang-orang yang mereka pikir amat patut untuk dikenang. Jadi setiap bulan, dimana bulan biasanya muncul setiap tahunnya, orang-orang akan mengingat gambar-gambar yang diwakilinya dan menceritakannya kembali kepada generasi berikutnya.

            “Kisah yang akan kita ceritakan ini adalah cerita bintang yang berasal dari puisi Yunani yang ditulis sekitar dua atau tiga ribu tahun lalu; sepertinya beberapa cerita ini telah tercampur oleh kisah-kisah tentang Dewa-Dewa dan para pahlawan Yunani yang hidup di kemudian hari, tetapi cerita tersebut akan menjadikan cerita ini lebih menarik dan lebih misteri.”

            “Paman akan berada di sini sekitar seminggu, dan setiap malam jika kalian suka, Paman akan memberi tahu kalian akan nama-nama bintang tersebut dan Paman juga akan menceritakan kisah dari bintang-bintang tersebut kepada kalian. Jika kalian telah mengenalnya dan kalian melihat ke angkasa, mereka akan menjadi teman, dan kalian akan dapat bermimpi dalam petualangan kalian sendiri bersama mereka, seperti Alice yang bermimpi tentang petualangannya dengan para bidak-bidak catur dan sekumpulan kartu.”

            Mata David berbinar. “Wah, bagus!” katanya, “dan kami akan menyebut petualangan kami sebagai ‘David dan Beth di lembah Bintang’. Kapan cerita ini dapat kita dimulai, Paman?”

            “Oh, tidak sekarang,” kata Paman. “Kalian telah bercerita kepada Paman tentang kisah-kisah yang menarik dan sekarang waktunya tidur. Tetapi besok malam, jika langit cerah, Paman akan bercerita tentang kisah Centaur dan Serigala.”


Saduran bebas

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler