Skip to Content

clarissa

Foto Rachel devi



sepertinya dia mengingat kembali gadis itu..



sudah aku katakan , aku bukan clarissa.



sudah berapa kali aku katakan? aku bukan clarissa! bukan !



 



aku masih merintih ketika kau sebut clarissa dalam pandanganku..



              ~clarissa, clarissa, clarissa~



hei !! stop panggil clarissa !!



kapan kau memanggilku sebagai Ceiren ?



 



ya..aku masih mengingat gadis perawakan kurus dan tak terlalu tinggi itu, berhiaskan wajah ayu dengan rambut pendeknya..wajahnya yang memerah dan senyumnya memang hampir membuat semua laki-laki memujinya..hanya saja sifat manjanya yang menyebalkan.



aku mengenal clarissa pada ujung tahun waktu itu, well..aku tak tau sejauh apa hubungan kalian dulu, tapi aku sedikit banyak mengerti bagaimana perasaanmu pada clarissa..  yang kau sebut "bukan pacarku"



mungkin clarissa punya banyak cara untuk merayu dan menghabisi pikiranmu pada wanita lain.



oh, mungkin aku terlalu berlebihan menjelaskannya..tapi memang itulah kenyataannya..



   



  berapa kali aku harus katakan ? aku risih ketika kau mengutarakan bongkahan-bongkahan kalimatmu itu, karena itu untuk clarissa , bukan aku !!



bahkan saat bersamaku , kau tak pernah memperlakukan diriku sebagai 'aku' tapi sebagai 'clarissa'



 



        ~"aku tidak pernah menganggapmu sebagai clarissa, kamu adalah kamu..ceiren.. ceiren dan clarissa berbeda"~



ah, aku sudah terlalu bosan mendengar perkataanmu itu..



apa yang kau ucapkan tak sebanding dengan perlakuanmu..



apa yang kau maksud tak pernah aku mengerti.



dimatamu hanya clarissa! hanya gadis itu , gadis yang kau kenal beberapa tahun yang lalu, yang sekarang gadis itu telah meninggalkanmu..



    tolong ! jangan kau sebut gadis itu di pandanganku !



 



kau selalu mengunjungi danau itu , aku tau, itu tempat kesukaanmu dan gadis itu.



dan taman itu..



ya...



taman itu..



disitulah kau menikmati perasaan gadis itu..



 



kau memang melihatku, tapi untuk gadis yang kau sebut bayangannya ada dibelakangku.



kau menyentuhku, tapi kau menembus badanku dan memeluk gadis itu.



bahkan kau menciumku, tapi kau menikmati gadis itu lewat bibirku.



juga kau pun meniduriku , pada derit ranjang dengan desahan nafas yang membuncah pada peluh malam-malam itu, hanya untuk gadis itu .. hanya untuk bercumbu dengan gadis itu...



harus bagaimana aku katakan ?



aku bukan mesin waktumu .. cintai aku saja ! lihat aku saja ! peluk cium aku saja ! 



pada ujung senja itu kau katakan kau mencintaiku , benarkah ?kenapa masih ada gadis itu ?kenapa?



-berhenti- ya -berhenti-



aku yang akan menghentikannya...



bagaimana dengan racun yang telah kuselipkan pada air malam itu ?



bukankah ini hak yang paling membahagiakan ?



kita akan tinggal bersama untuk selamanya..dikamar yang telah kupersiapakan, kita akan melewati persenggamahan bersama-sama..tanpa ada gadis itu..



dan ...bagaimana dengan kopi yang selalu ku sediakan di pagi hari ? semua akan menyenangkan.



kau tak perlu lelah bekerja, biarkan aku saja ..kau hanya berbaring pada kasur kamar kita.. hanya menikmati mentari dari jendela yang aku buka ..hanya itu.. kau tak perlu kemana-mana sayang..



cukup menungguku saja .. ya ...cukup menungguku ..



 


 

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler