Skip to Content

Hikayat INDRA BUMAYA DAN PUTRI MADU RATNA

Foto Anna Windri

INDRA BUMAYA DAN PUTRI MADU RATNA



Raja Indra Bumayan berjalan menuju matahari mati melihat ciptaan yang indah. Tidak lama ia berjalan baginda pun melihat padang yang luas dan suatu tasik yang seperti laut jika diliat dari jauh, bagida pun berjalan menuju ke sana pada tasik itu ada beberapa pohon, bunga dan buah-buahan seperti kurma dan anggur. Baginda pun minum air yang ada di hulu tasik itu. Angin bertiupan seketika itu timbullah ikan mas yang indah dan di dalam tasik itu baginda bertemu dengan peri yang besar, kerajaannya bernama Baharum Dewa.

Baginda pun berhenti di bawah pohon kayu beringin yang terlalu besar pohonya dan rimbun daunnya, serta harum bau bunganya baginda pun tidur terhelai diatas batu hampar dengan angin yang bertiupan lemah lembutketika baginda membuka matanya baginda terkejut karena melihat seorang perempuan tua hampir disampingnya perempuan itu adalah penunggu tasik itu, baginda dibawa oleh peri itu kerumahnya ketika sampai dirumahnya baginda melihat taman, taman itu adalah taman anak Raja Baharum Dewa dan nama anaknya adalah tuan putri Mandu Ratna yang parasnya terlalu elok.

Sembah inang kepada Tuan Puteri Mandu Ratna Dewi ia mengatakan bahawa dia bermimpi pada malam sebelumnya dan tuan puteri juga bermimpi perkara yang sama. Inang mengatakan bahawa itulah tandanya tuan puteri akan mendapat jodohnya. Seperti biasa, tuan puteri mengajak inang-inangnya mandi di tasik yang dijaga oleh peri. Peri itu pula memberitahu perkara itu kepada Raja Indera Bumaya dan menyuruhnya supaya bersembunyi  untuk melihat tuan puteri itu dan baginda tertarik pada putri.                                            

            Raja Indera Bumaya pun menjadikan dirinya menjadi seekor burung bayan yang cantik, matanya dibuat dari intan dan pusparagam bulunya dan kakinya dari emas. Tuan puteri tertarik oleh burung bayan itu dan meminta inangnya supaya menangkap burung itu. Namun begitu semua dayangnya gagal untuk menangkap burung bayan itu hinggalah dayang-dayang menyarankan supaya tuan puteri sendiri yang menangkapnya. Tuan puteri berasa sangat gembira kerana burung bayan itu terus hinggap pada tangan tuan puteri. Burung bayan itu bukan hanya cantik, melainkan pandai berpantun dan berkata-kata.
            Burung bayan yang sebenarnya Raja Indera Bumaya itu telah bertukar menjadi burung nuri dan tuan putri bertanya pada burung itu karena penasaran ingin melihat Raja Indra Bumayan, burung itu menyelisik dada tuan putri dengan sayapnya  seketika itu ia menjadi bunga yang sudah dikarangnya lalu dicium oleh tuan puteri dan Raja Indera Bumayapun mengembalikan dirinya kesediakala yang elok parasnya dan sikapnya terlalu baik tuan puteri jatuh cinta kepadanya.

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler