Skip to Content

Percakapan bumi dan langit

Foto Penulis fiksi

 

Di suatu masa, Buana telah menyeru kepada langit, Wahai engkau yang dinamakan langit, Apakah kau tiada melihat Seluruh yang ada di atasku telah lama menggeliat, Mereka menjerit-jerit. Tanah yang ada di permukaan ku telah lama kerontang, seluruh Insan manusia pun mulai murung. Rumput beserta segenap makhluk rasakan kekeringan yang mengakibatkan sengsara tiada ujung.

 

Sesaat kemudian angkasa pun menjawab. Hai engkau yang di namakan buana. Apakah aku boleh tau apakah sebab Manusia menjadi merana itu. Sawah dan ladang mengalami kekeringan. Akibat dari kekeringan itu Rerumputan jua makhluk-Nya banyak rasakan derita. 

 

Wahai langit, itu semua tersebab dikau. Tiap petang manusia berdo'a menadahkan tangan selalu. Diarahkan Wajah dan Netra nya menghadap mu. Rerumputan jua makhluk-Nya meminta belas kasih mu. Untuk memberikan sedikit tetesan  air yang telah banyak mengisi tubuhmu itu. Apa kau tak pernah merasa iba kepada mereka?. .Kau sudah serakah, karena telah mengambil semua air yang terbiasa bersemayam di atas permukaan tubuh dan ceruk ragaku. Bahkan ketika makhluk itu memohon walau untuk setetes pun engkau tak pernah peduli. Kau memang serakah...!! Langit

 

Kenapa kau menganggap aku ini serakah, kenapa bumi? apakah engkau tidak mengetahui bahwasanya tuhan menciptakan air itu untuk kita berdua! Ha?Tuhan berpesan kepada kita agar kita membagi air secara adil. Untuk ku dan juga untuk menyiram tubuhmu. Tetapi ketika sudah tiba saatnya Air itu kutumpahkan kepadamu, semua kehidupan yang berada di atas kulitmu itu mensia siakan air itu. Manusia manusia itu dengan pongahnya membuang air itu ke dalam lautan. Mereka menggunakan air yang telah aku kumpulkan. kemudian kucurkan itu secara berlebih lebihan. Manusia seakan tidak pernah menghargai sedikit pun jerih payahku. Padahal aku mengambil genangan air dari kulitmu itu sedikit demi sedikit dengan bantuan angin dan sinar matahari. Tetapi saat aku ingin mengambil air untuk mengisi tubuhku kembali. Kenapa engkau tega mengatakan aku serakah, jadi siapa sebenarnya yang serakah...aku ataukah engkau?

 

 

Sekarang terserah aku, karena hanya akulah yang akan mengaturnya. Sebelumnya aku telah menderita. Kala itu tubuhku senantiasa diterpa sinar mentari yang terik hingga membuat tubuhku sakit. Tubuhku di kotori oleh manusia dengan mengirimkan uap panas dan asap hitam pekat nan berbau. Hingga Tubuhku terasa di gerogoti, dan semua kehidupan di atas permukaan mu itu seperti tiada pernah memperdulikan keadaan ku. Ketika tubuhku telah sakit dan meradang. Maka sejak itu aku menumpahkan semua isi tubuhku, ya..!!.semuanya, tanpa ada sedikit pun yang aku sisakan, agar semua manusia yang pongah merasakan balasanku. Dan memang benar. Semuanya menanggung kemarahanku. Lalu Semua bersedih dan memohon agar aku menghentikan aktivitas ku. Tetapi aku tak peduli. Karena mereka juga tak pernah memperdulikan diriku. Lalu mengapa kini engkau meminta agar memuntahkan semua isi tubuhku. Bukanya aku tidak perduli dengan keadaan mu, bumi!, tetapi saat ini tubuhku masih terlalu kering, aku masih sangat haus, karena air  yang telah aku kumpulkan sedikit demi sedikit itu kuguyur ke tubuhmu semuanya, tubuhku kini baru terisi separuh, ruang ruang kosong di tubuhku masih terlalu banyak. Dan menuntut untuk di isi. Aku perlu mengisinya sehingga penuh dahulu, baru setelah penuh aku akan berikan kepadamu, tapi tidak untuk saat ini. Tetapi sebelum itu aku ingin berpesan padamu, agar semua makhluk menggunakan air yang ku guyurkan tersebut dengan bijak. Tidak membuang buangnya ke dalam lautan. Jika mereka tak menuruti keinginan ku, maka rasakan pembalasanku seperti yang telah aku lakukan di masa dulu

 

Setelah itu, bumi pun tak pernah bisa menjawab perkataan langit tersebut. Sambil menahan rintih. akhirnya bumi kembali ke peraduannya. Dan mengatakan semua yang berada di atasnya agar bersabar dan senantiasa berdoa agar langit segera terisi penuh. Dan bermurah hati. Bumi juga meminta kepada semua manusia agar jangan lagi membuat langit marah dan meradang dengan mengotorinya dengan uap ataupun asap kotor berbau tajam. Karena ketika langit merasa kesakitan, maka ia akan membalas dendam dengan cara menumpahkan seluruh isi tubuhnya. Agar semua tau rasa


Jepara 19 September 2019

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler