Skip to Content

Sinopsis Hikayat Diangkat Kembali Menjadi Raja

Foto Anna Windri

Diangkat Kembali Jadi Raja

       Ada seorang raja yang kabur dari istana karena kalah perang. Ia pun akhirnya sampai di wilayah kerajaan yang besar, dan dia menetap di kerajaan tersebut. Raja di kerajaan tersebut telah mangkat. Raja tersebut tidak mempunyai anak ataupun saudara. Semua menteri, pengawal kerajaan, orang terpandang, orang kaya, dan seluruh rakyat berkumpul, membicarakan siapa yang pantas menjadi raja, menggantikan raja yang telah mangkat. Ada seorang menteri yang tua diantara seluruh menteri, dia mengatakan bahwa baginda raja pernah member amanat, jika kerajaan ini tidak ada rajanya, maka gajah kesaktiannya harus dikeluarkan, siapa yang akan ditunjuknyalah yang akan menjadi raja, supaya kerajaan ini makmur.

       Pada suatu hari, gajah kesaktian itupun dilepaskan oleh orang-oramg dengan alat. Baginda rajapun terkejut melihatnya. Gajah itupun menghampirinya, menundukkan kepala, seperti orang sujud menyembah baginda raja. Para menteri, pengawal kerajaan, dan rakyatpun ikut berlutut serta menyembah, dan meminta maaf

       Para menteri dan pengawal kerajaan menceritakan bahwa  kerajaan Patik ini sudah tidak ada rajanya, karena telah kembali ke rahmatullah. Baginda raja sangat bahagia melihat hormat para menteri dan pengawal kerajaan. Seketika itu, raja menceritakan dirinya yang kabur dari kerajaan. Setelah para menteri dan pengawal kerajaan mendengar cerita raja itu, maka mereka sangat gembira.

Baginda raja dan permaisurinya pun naik ke atas gajah itu, pengawal kerajaan mengembangkan payung kerajaan. Setelah itu, pengawal kerajaan menyuruh rakyat untuk membunyikan semua bunyi-bunyian, suasana saat itu sangat ramai.  Setelah sampai istana, maka rajapun memerintah dengan adil dan sering menyapa semua rakyatnya, sekalipun miskin. Maka kerajaan tersebut menjadi makmur. 

 

(Hikayat Bachtiar)

 

 

 

B.   Unsur Intrinsik Hikayat

1.      Judul                     : Diangkat Kembali Jadi Raja

2.      Topik                     : Kepahlawanan.

3.      Tema                     : Pengankatan seseorang menjadi raja.

4.      Alur                       : Alur maju.

5.      Tahapan Alur        :

Ø   Tahap Pengenalan (Eksposisi)                          :

      Ada seorang raja yang sedang melarikan diri dari istana bersama permaisurinya.

Ø   Tahap Muncul Masalah (Konflik)                    :

Raja tersebut menetap disuatu wilayah. Wilayah tersebut tidak ada rajanya, karena sudah mangkat.

Ø   Tahap Menegangkan (Klimaks)                        :

Para menteri, pengawal kerajaan, orang besar,orang kaya dan seluruh rakyat di wilayah tersebut tidak dapat memutuskan siapa yang pantas menjadi raja.

Ø   Tahap Penurunan Ketegangan (Antiklimaks)   :

Ada salah seorang menteri yang sudah tua yang menyampaikan amanat dari raja sebelum mangkat, yaitu apabila wilayah tersebut tidak ada rajanya, maka gajah kesaktiannya harus dilepaskan. Siapa yang akan ditunjuk oleh gajah itu, dialah yang akan menjadi raja.

Ø   Tahap Penyelesaian (Resolusi)                          :     

Pada suatu hari, gajah kesaktian tersebut dilepaskan. Maka terkejutlah baginda raja ketika melihat gajah tersebut bersujud kepadanya. Itu berarti baginda rajalah yang menjadi raja. Maka baginda raja dan permaisurinyapun naik ke atas gajah tersebut dan diarak menuju kerajaan. Akhirnya, kerajaan tersebut menjadi makmur.

6.        Tokoh dan Penokohan               :

a)      Raja                                                 : Bijaksana, tidak sombong.

b)     Menteri yang tua                             : Sopan, baik hati.

c)      Menteri dan pengawal kerajaan      : Baik hati, mudah menerima.

7.       Sudut Pandang                          : Orang ke-3 pengarang diluar cerita.

8.      Latar                                          :

a)      Di kerajaan.

b)     Di rumah baginda raja.

9.      Amanat                                      :

Ø   Kita harus tabah menghadapi cobaan.

Ø   Kita tidak boleh sombong jika mendapatkan kenikmatan.

Ø   Kita harus menjalankan amanat seseorang dengan baik.

Ø   Kita harus mudah menerima keberadaan seseorang.

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler