Skip to Content

Perempuan Jalang

PEREMPUAN JALANG, 1

 

Di perempatan kota, sepasang mata jalang menyala

senyum-senyum mungilnya hangus terbakar tanduk-tanduk kerisauan

IRAMA NAN BERSENANDUNG

IRAMA NAN BERSENANDUNG

Kemirau @ Sang Murba

 

“HAIRAN sungguh aku dengan orang sekarang!” Rasa kesal jelas terpancar di wajah Long Nah. Segala yang terbuku di hatinya selama ini bagaikan tidak tertahan-tahan lagi.

Molotov Terakhir

peluru melesat. menerobos kulit yang asing. menembus dada berdetak tegas

pemilik langkah yang enggan mundur

walau udara memanas di dalam kepala

Belum Usai

Isi kepala yang terkelupas barisan perhitungan logika angka satu plus sepuluh titik enam akar dua, yang kau yakini tak ;pernah ku temui di saat aku bekerja

Joan UduPerempuan JalangKemirauIRAMA NAN BERSENANDUNG
Salman ImaduddinMolotov TerakhirLalik KongkarBelum Usai

Sastra Lama

PANTUN : ADI DAN EYANG SUBUR

Giliran berlibur, kok bisa pergi ke ARAB

Tapi soal hutang kok gak lunas luNAS

Dulu, Adi dan Eyang Subur begitu akRAB

Sekarang, perseteruan mereka memaNAS

 

Habis mandi, enak deh sarrpan buBUR
Usai sarapan jadi lega pergi ke kanTOR
Ketika Adi bicara soal eyang suBUR
Dia mengungkap aneka hal "koTOR"

PANTUN : RAYUAN GOMBAL

Kalau mau lewat jembatan ganTUNG
Jangan membawa beban terlalu beRAT
Kata orang abang sangat berunTUNG
Karena cinta adik dua puluh empat kaRAT

Mau masuk ke hutan takut sama luTUNG 

PANTUN : SAPI

Ada susah tentu ada hePI
Jadi buat apa mesti ngelaMUN
Gara2 mau dapat untung dari saPI
Eh Presiden partai rela jadi penyaMUN 

Padahal tampilan sangat peDE
Harus amanah ididengungkan selaLU
Padahal dapat gaji dah begitu geDE
Kok korupsi malah dianggap perLU 

PANTUN : BALADA ANAK KECIL


Di manakah gerangan bermukim sang kanCIL
Jika kebanyakan hutan sudah habis dibaBAT

PANTUN: JANGAN SAKIT HATI

Buat apa`terus menerus menginCAR
Toh, nyatanya dia terus mengeLAK
Buat apa ngotot dijadikan  paCAR
Apalagi orangtuanya sangat gaLAK

Memang enak sih saat berselanCAR
Apalagi gelombangnya bersahaBAT
Memang perlu juga punya paCAR
Cuma saat bokek harus siap berakroBAT

PANTUN : BELAJAR IKHLAS

Tadinya sih mau kerja di kanTOR
Nyatanya, malah jadi tukang LAS
Jika tiba tiba kehilangan moTOR
Jadikan peluang tuk belajar ikhLAS

Kalau panjang jalan sudah diuKUR
Pasti diketahui jarak keseluruHAN
Kalau motor kembali kita bersyuKUR
Jika tak ketemu pasrahkan ke TuHAN

Katanya gak suka makan sama aCAR
Kok dibilang habis kelihatan memeLAS

PANTUN : MALAM MINGGU

Buat apa harus  lama lama menungGU
Terlebih, ada tanda  bakal hujan deRAS
Jadwal galau jangan  di  malam mingGU
Kecuali di rumah gak punya stok beRAS

Ngapain risau kalo diajak becanDA
Bukankah nggak risau saat diajak seriUS
Boleh kok sedih, tapi gak usah usap daDA

PANTUN : NGOPI BARENG

Buat apa punya rumah menteRENG

Kalau malah membuat sesak daDA

Kepingin banget deh ngopi baRENG

Sambil mengenang indahnya masa muDA

Masa ketika mentari telah tenggeLAM

Sudah tampil dengan dandanan raPI

Masih terbayang gejolak di masa siLAM

Saat muda yang dipikir sebatas hePI

 

PANTUN : NENGGAK MIRAS




Ketika hujan turun sangat deRAS
Boleh jadi tak berubah jadi geriMIS
Banyak air kok malah nenggak MiRAS
Apakah lantaran jiwa sudah bau aMIS

PANTUN LINGKUNGAN HIDUP

Ketika mentari mendadak reDUP

Tak perlu merasa kehilangan siNAR

Mari kita lestarikan lingkungan hiDUP

Tanpa banyak teriak apalagi bikin oNAR

Jangan biarkan para penyelunDUP

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler