Skip to Content

Perempuan Jalang

PEREMPUAN JALANG, 1

 

Di perempatan kota, sepasang mata jalang menyala

senyum-senyum mungilnya hangus terbakar tanduk-tanduk kerisauan

IRAMA NAN BERSENANDUNG

IRAMA NAN BERSENANDUNG

Kemirau @ Sang Murba

 

“HAIRAN sungguh aku dengan orang sekarang!” Rasa kesal jelas terpancar di wajah Long Nah. Segala yang terbuku di hatinya selama ini bagaikan tidak tertahan-tahan lagi.

Molotov Terakhir

peluru melesat. menerobos kulit yang asing. menembus dada berdetak tegas

pemilik langkah yang enggan mundur

walau udara memanas di dalam kepala

Belum Usai

Isi kepala yang terkelupas barisan perhitungan logika angka satu plus sepuluh titik enam akar dua, yang kau yakini tak ;pernah ku temui di saat aku bekerja

Joan UduPerempuan JalangKemirauIRAMA NAN BERSENANDUNG
Salman ImaduddinMolotov TerakhirLalik KongkarBelum Usai

Karya Sastra

kumpulan puisi

Judul: Pelukan Awan Hitam

tgl: 20-01-12

Di ufuk timur kau menyapaku

Dg segenggam mimpi-mimpimu

Kau berikan kekuatan dari sinarmu

yg menyinariku

Namun, tatkala kau tertutupi

oleh seonggok awan hitam

yg menyerap sinarmu

Dan menghancurkan mimpimu

MATA KOSONG HATI MATI pUISI KE - 120 dalam Menghitung Rindu (1)

 

MATA KOSONG HATI MATI  

 

Lebaran ini bisa jadi neraka atau mungkin juga surga bagimu

SEEKOR IBU DALAM TARIAN ZAMAN Puisi ke - 119 dalam Menghitung Rindu (1)

 

 

SEEKOR IBU DALAM TARIAN ZAMAN  

 

Senyum seekor ibu menggiring anak gadisnya

PINTU DIKUNCI Puisi ke - 118 dalam Menghitung Rindu (1)

 

 

PINTU DIKUNCI  

 

Ada tangis untukmu karena kehangatan cinta

AKU TAK AKAN MELARANG KAU MINUM Puisi ke - 116 dalam Menghitung Rindu (1)

 

AKU TAK AKAN MELARANG KAU MINUM  

 

Pertama aku pateri bibirku untuk tidak senyum memelas

KULIANG MULI KA DAPA* Puisi ke - 115 dalam Menghitung Rindu (1)

 

 

KULIANG MULI KA DAPA*  

 

Aku tak akan pernah lagi melihat tapak kaki di tanah

TIBA-TIBA Puisi ke - 113 dalam Menghitung Rindu (1)

 

 

TIBA-TIBA  

 

Aku terhempas ke dalam sunyi yang dalam

DALAM DEKAPAN CEMBURUMU Puisi ke - 112 dalam Menghhitung Rindu (1)

 

 

DALAM DEKAPAN CEMBURUMU  

 

Ketika di ujung malam aku dibakar cemburu

Sindikasi materi

Bookmark



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler