Skip to Content

Perempuan Jalang

PEREMPUAN JALANG, 1

 

Di perempatan kota, sepasang mata jalang menyala

senyum-senyum mungilnya hangus terbakar tanduk-tanduk kerisauan

IRAMA NAN BERSENANDUNG

IRAMA NAN BERSENANDUNG

Kemirau @ Sang Murba

 

“HAIRAN sungguh aku dengan orang sekarang!” Rasa kesal jelas terpancar di wajah Long Nah. Segala yang terbuku di hatinya selama ini bagaikan tidak tertahan-tahan lagi.

Molotov Terakhir

peluru melesat. menerobos kulit yang asing. menembus dada berdetak tegas

pemilik langkah yang enggan mundur

walau udara memanas di dalam kepala

Belum Usai

Isi kepala yang terkelupas barisan perhitungan logika angka satu plus sepuluh titik enam akar dua, yang kau yakini tak ;pernah ku temui di saat aku bekerja

Joan UduPerempuan JalangKemirauIRAMA NAN BERSENANDUNG
Salman ImaduddinMolotov TerakhirLalik KongkarBelum Usai

Karya Sastra

PESAN KEMATIAN

nafasku tlah di ujung tenggorokan
yg terasa sesak di dadaku ini
yg sudah siap tinggalkan ruang di dadaku ini

   denyut nadiku tlah mulai reda

TAPAKAN KAKI DI ATAS KEHIDUPAN

jalan semakin jauh
tapakan kaki mulai terseret
karena rasa memikul letih
semua membebani dgn sendiri

AKHIR HIDUPKU

saat mata sudah tak lagi bisa
memandang indahnya wajahmu
saat tangan sudah tak lagi bisa
membelai mesra rambutmu
saat kaki sudah tak lagi bisa
berjalan untuk menemuimu

Dongeng Sang Tetesan Hujan

aku titik air hujan

letak cinta sesungguhnya

 

 

letak cinta dalam harap

 

aku akan menetapkan hatiku pada letak sesungguhnya

walau diri terguras pedih pilu akan tetap ku perthaankan

Melodi Kehidupan

Melodi Kehidupan

 

Kehidupan bagaikan melodi

Yang memiliki nada dan irama

Adakalanya tinggi adakalanya rendah

lelah hati

lelah hati

lelah hati dan perasaan

lelah hati.............

lelah fikiran

lelah hati..................

tak beranjak dari sabar

lelah hati

Terperangkap pada Sebuah Rasa

Ayunan malam tak jua mengantarku pada kenyamanan lelap

Layaknya aku telah terperangkap pada sebuah rasa

Rasa yang selalu ingin aku ingkari

AKU MENCACI AKU

AKU MENCACI AKU

 

AKU YANG TAK SADAR DENGAN KU

AKU YANG TAK SYUKUR DENGAN KU

AKU YANG TLAH NISTA PADA DIRI KU

AKU YANG JATUH PADA DIRI KU

Sekali saja

Masih belum bisa melihat aku
aku yg terbakar memeluk rasa
menyimpan asmara tak berguna
tak tersampaikan
tak terwakilkan meskipun kuteriakan
telingamu tertul
Sindikasi materi

Bookmark



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler