Skip to Content

Perempuan Jalang

PEREMPUAN JALANG, 1

 

Di perempatan kota, sepasang mata jalang menyala

senyum-senyum mungilnya hangus terbakar tanduk-tanduk kerisauan

IRAMA NAN BERSENANDUNG

IRAMA NAN BERSENANDUNG

Kemirau @ Sang Murba

 

“HAIRAN sungguh aku dengan orang sekarang!” Rasa kesal jelas terpancar di wajah Long Nah. Segala yang terbuku di hatinya selama ini bagaikan tidak tertahan-tahan lagi.

Molotov Terakhir

peluru melesat. menerobos kulit yang asing. menembus dada berdetak tegas

pemilik langkah yang enggan mundur

walau udara memanas di dalam kepala

Belum Usai

Isi kepala yang terkelupas barisan perhitungan logika angka satu plus sepuluh titik enam akar dua, yang kau yakini tak ;pernah ku temui di saat aku bekerja

Joan UduPerempuan JalangKemirauIRAMA NAN BERSENANDUNG
Salman ImaduddinMolotov TerakhirLalik KongkarBelum Usai

Karya Sastra

SATU CINTA

                                &nbsp

Salahkah Aku?

Kata orang: perjuangan harus!

Bukan untuk siapa

Diri ini yang harus diperjuangkan

Dengan cara apapun asal masih bernama perjuangan

Lalu ...

SESAL

Bara masih mengepul

debu dosa di altar pesakitan

beterbangan berupa sayap-sayap

Jibril menabur takdir

 

RINDU MENGERUCUT

Pada tikungan-tikungan jalan

sudah kutabur lelaku

antara cinta basa-basi dan nurani

yang tercatat di selokan-selokan

lalu bersitatap serupa marka jalan itu

MENGEJA KESETIAAN

Membendung laut

Mengumpulkan gairah terberai

Berlari ngejar matahari

Melangit bersama teriak camar

Sebab senja jatuh pada

Pucuk-pucuk nyiur melambai

MENCARI JEJAK PENYAIR

Menguliti bumi Lancang Kuning

Aku mencari jejak penyair

Yang mewangi di lintasan pejalan

Dan di sinilah Leon-Harun

Tenggelam dalam pikuknya

SEBELUM MALAM JATUH

Sebelum malam jatuh

Aku ingin memetik mimpi

Lalu kuronce serupa ikebana

Dan kupersembahkan pada angin

Hingga terhanyut di peraduan

Yang mengayuh biduk

MENUNGGU

Sunyi tiba

malam serupa rambut bidadari

menjilati sisa kecantikan bulan

Dapatkah aku menerjemahkan

cintamu hingga nyaris tak terbatas

Senja Merah

Menawar jejakmu,

seperti kembara menapak jejak

pada gerimis

pada pekat

dan ketika lena mengepak dalam lara

terbanlah segala nestapa

 

AIR MATA BATU

Air mata batu

mengaburkan hijau

menjadi buram

dan terkaparlah

bercerai sendiri

lalu terbakar

njelma debu

 

Sindikasi materi

Bookmark



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler