Skip to Content

Perempuan Jalang

PEREMPUAN JALANG, 1

 

Di perempatan kota, sepasang mata jalang menyala

senyum-senyum mungilnya hangus terbakar tanduk-tanduk kerisauan

IRAMA NAN BERSENANDUNG

IRAMA NAN BERSENANDUNG

Kemirau @ Sang Murba

 

“HAIRAN sungguh aku dengan orang sekarang!” Rasa kesal jelas terpancar di wajah Long Nah. Segala yang terbuku di hatinya selama ini bagaikan tidak tertahan-tahan lagi.

Molotov Terakhir

peluru melesat. menerobos kulit yang asing. menembus dada berdetak tegas

pemilik langkah yang enggan mundur

walau udara memanas di dalam kepala

Belum Usai

Isi kepala yang terkelupas barisan perhitungan logika angka satu plus sepuluh titik enam akar dua, yang kau yakini tak ;pernah ku temui di saat aku bekerja

Joan UduPerempuan JalangKemirauIRAMA NAN BERSENANDUNG
Salman ImaduddinMolotov TerakhirLalik KongkarBelum Usai

Karya Sastra

dream of power

=> DREAM OF POWER <=

where you put your dream..?
You need it, to walk in your live..
Get spirit..
Swing with your dream wings..

Don't worry..
Be happy..

hujan air hujan

>> hujan air hujan <<

deras hujan.
Menitikkan air.
Basah dan basah.
Gugurkankan daun kering.
Dari tiap-tiap ranting.
Hangatkan kebersamaan.

MIMPIKU

Jarum waktu semakin cepat berputar
Seakan mengejar ketertinggalan
Tapi..., apa?

Detik-detik terus berdetak
Berkeliling sambil berdendang
Apa kau tahu nyanyiannya?

bait sajak yang hilang

BAIT SAJAK YANG HILANG

Catatan Zuhur

..dan corong-corong di Masjid itu akan segera bersuara
Zuhur melengking nyaring menyerukan panggilan-Nya

Satu nama kuhela dalam doa
Kapan kita kesana bersama?

DARI UJUNG TANJUNG

DARI UJUNG TANJUNG

Dari ujung tanjung tempat kita bertatapan dulu

dapat kubaui wangi aroma bangun tidurmu.

Bukan karena parfum yang kau pakai

LANSKAP PAGU SEBUAH KOTA

LANSKAP PAGI  SEBUAH KOTA

:bangko

Dari puncak talangkawo

kota meringkuk dalam kabut

dan sisa dingin dini hari

Penantian

Kau datang

Menyusup dalam relung jiwa

Mengunci asa yang tak pasti

 

 

Entahlah, Masihkah Palestina Bersimbah Darah?

Detik ini terasa begitu mencekam
Menerkam malam yang membias ketakutan
Hingga pagi menjelang masih menyisakan asa yang tiap hari terkubur.

Aku masih disini

BAIT PENGAKUAN DWARAPALA

BAIT PENGAKUAN DWARAPALA*

 

 

Maafkan, jika baru kini

dapat kutuliskan pengakuan ini

Sindikasi materi

Bookmark



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler