Skip to Content

# puisi

Rinduku Tak Pernah Karam

Rinduku Tak Pernah Karam
Oleh : Nick Kuway

Sekalipun ini benar apa salah
Hati selalu membimbingku
Mendekati pusat rindu
Dimana langit melukiskan sebuah wajah

Pada Petang

Pada Petang yang meninggalkan bercak-bercak itu

Wajahmu menyerupai ribuan kunang-kunang

Gambar Pemandangan dari Seorang Bocah

Dua bukit kembar yang asing

Menarik kedua bola mataku

Getar-getar kasmaran  menidurkan kesadaranku

Kumasuki hasrat musim yang hijau

Di Terminal Jombor

Ketika kutemui kau untuk kesekian kalinya

Udara semakin panas dan mengeras di perutku

Tak bisa kumaknai arti dari sebuah keberangkatan atau kepulangan

Langit Kelabu

1

Mengapa harus ada bintang yang jatuh

Segala permohonan beriring pada garis cahayanya yang lurus

Pohon dan rumput mengirim pesan padaku

Nyanyian Cinta Dan Kesunyian

1

Pada murung fajar satu nyanyian cinta

Tiba-tiba menggema dalam ruang sunyi pertapaanku

Bulir-bulir embun menghardik rerumputan liar yang tertidur dalam dadaku

Doa Malam hari

Pada lengkung langit yang hitam kulihat kedua bola matamu menyala

Bagai kunang-kunang yang terbang di sepanjang lorong sunyi

Detak jantungku memanggil-manggilmu

Kamar Langit yang Jingga

Di genangan matamu

Kulihat kupu-kupu menabur mimpi-mimpi malam

Bunga-bunga merah

Bercahaya pada lengkung bibirmu

Seperti halnya sihir

Ke Dunia yang Terjauh

Langit yang merah melengkung di bibirmu

Sayup-sayup suaramu mengepakkan sayap pada khayalan yang jauh

Dalam pikiranku

Siasat

Kau  lambungkan pikiranku ke angkasa

Lalu kau bidik aku yang menepi bagai burung

Di pelataran kebun

Suaramu adalah senapan paling senyap

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler