Rinduku Tak Pernah Karam Oleh : Nick Kuway Sekalipun ini benar apa salah Hati selalu membimbingku Mendekati pusat rindu Dimana langit melukiskan sebuah wajah
Pada Petang yang meninggalkan bercak-bercak itu
Wajahmu menyerupai ribuan kunang-kunang
Dua bukit kembar yang asing
Menarik kedua bola mataku
Getar-getar kasmaran menidurkan kesadaranku
Kumasuki hasrat musim yang hijau
Ketika kutemui kau untuk kesekian kalinya
Udara semakin panas dan mengeras di perutku
Tak bisa kumaknai arti dari sebuah keberangkatan atau kepulangan
1
Mengapa harus ada bintang yang jatuh
Segala permohonan beriring pada garis cahayanya yang lurus
Pohon dan rumput mengirim pesan padaku
Pada murung fajar satu nyanyian cinta
Tiba-tiba menggema dalam ruang sunyi pertapaanku
Bulir-bulir embun menghardik rerumputan liar yang tertidur dalam dadaku
Pada lengkung langit yang hitam kulihat kedua bola matamu menyala
Bagai kunang-kunang yang terbang di sepanjang lorong sunyi
Detak jantungku memanggil-manggilmu
Di genangan matamu
Kulihat kupu-kupu menabur mimpi-mimpi malam
Bunga-bunga merah
Bercahaya pada lengkung bibirmu
Seperti halnya sihir
Langit yang merah melengkung di bibirmu
Sayup-sayup suaramu mengepakkan sayap pada khayalan yang jauh
Dalam pikiranku
Kau lambungkan pikiranku ke angkasa
Lalu kau bidik aku yang menepi bagai burung
Di pelataran kebun
Suaramu adalah senapan paling senyap
Komentar Terbaru