Skip to Content

Abdillah Ryo

Hawa

Wanitaku tercipta dalam mimpi pertamaku

Mewujud dari tulang rusukku

Telanjang dan tanpa nama

 

Wanitaku datang karena inginku

Semesta Kata

dalam diam

rasa adalah bahasa rahasia

 

mengurai sunyi dengan baitbait puisi

 

adalah kamu

semesta kataku

Mari Menitik

mari kitari mentari

biar terbakar

menggelepar

sendiri

 

tumpah

basah

 

dititik ini rintik kita menitik

Siapa Peduli

Entah dari titik mana kita tarik garis sejarah. Setiap generasi punya cerita dari ruang ingatan yang penuh logika katanya. Hingga waktu tak lagi mengeja catatan jutaan tanya.

Kita

Tak terhitung dalam ingatan, berapa lama pertemuan bisu meruang diharihari kita. Hanya mengurai makna diam dikedalaman tatap yang tak lagi bermakna rindu.

Catatan Sepi

Inikah Catatan Sepi

Tentang Alur Rindu Dan Air Mata

Yang Tak Tersentuh Kelopak Tatap

Maka,

Dekatkanlah Hati

Berapa Mil Sayat Sendiri Terlewati

Dinner

tanpa tarian lilin

bulan menggantung dalam diam kita

diantara sepotong sunyi dan segelas ragu

 

saat tatap menangkap senyap

rindu hambar dan lenyap

Abrakadabra

demi masa penuh amarah

dan tanah bersimbah darah

 

kapan harihari henti berlari

dari segala benci yang menggumpal dalam senjata

Gelisah Kami Pasrah

tanah mana yang belum terjarah

 

lalu mereka mulai menanam kokoh betonbeton

untuk mimpi sebuah belantara kota

demi peradaban yang katanya ramah lingkungan

Aku Adalah Tanah Mu

Bumi,

bertahuntahun lamanya Kau beri Ku ruang

mengajari warna Mu dengan berbagai cara

menjadi teman terbijak dalam segala bentuk

 

Bumi,

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler