Skip to Content

Angin

Angin Rindu

Kamu itu seperti musim

Kadang hangat, kadang dingin

Kadang basah, kadang panas

Aku terjebak didalamnya

Masuk angin hingga mabuk

Tanpamu

Di suatu senja tanpamu

Dibawah langit bercahayakan matahari

Yang akan tenggelam keemasan

Angin Sepoi Meninggalkan Sarang

Angin Sepoi Meninggalkan Sarang

Angin dan Pohon

Sewaktu kecil, aku pikir pohon menciptakan angin

Menerbangkan kapuk 

Mengeringkan se-tetes di pipi

 

Habislah kecil, lalu tahu angin merobohkan pohon

Penyakit Abadi Itu Berkarya

Selagi angin menghembuskan udara
Api tak akan mati karena minyak tanah
Sepanjang denyut itu berdetak
Mereka bernafas dengan bebas

Angin menyapa dengan udaranya
Api menyapa dengan kobarannya

LAMUN

diantara detik waktu yg melaju
serta detak jantung yg berjatuhan
kota seperti kabut tebal
yang mengurungku dalam lamunan

Seperti Angin Kemarin

seperti angin kemarin

masih ada tawa yang bersenyawa

dengan sekelumit kenang di bukit remang

 

seperti angin kemarin

pelacur angin 2

birahi melesat sepi

gendering hati bertalu rindu

tertombak perlahan desah kembara

mengais aroma yang menusuk hati

belenggu sesal di sudut birahi

biduk angin kian galau

pandangi wajah terikat jerat rasa yang kesasar

surya malam mendera

ramu kehampaan disekujur jerih ulah angin

 

pelacur angin 1

daun kering tua kecoklatan

tersentak di hampar gurun debu kelana angin

gemerisiknya menerpa ruas senja melongok malam

gersang tanah tandus merebah lunglai tidurkan perdu ilalang

darah bersimbah karma birahi pusaran puting beliung

tak mampu di tepis lerai niat kokoh angin yang begitu limbung

 

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler