Skip to Content

Artikel Drama

Dasar-dasar Teater (3/6): Dasar Seni Penyutradaraan dalam Teater

Pada mulanya pementasan teater tidak mengenal sutradara. Pementasan teater muncul dari sekumpulan pemain yang memiliki gagasan untuk mementaskan sebuah cerita. Kemudian mereka berlatih dan memainkkannya di hadapan penonton. Sejalan dengan kebutuhan akan pementasan teater yang semakin meningkat, maka para aktor memerlukan peremajaan pemain.

GERAKAN-GERAKAN DALAM PENCIPTAAN KARYA-KARYA DRAMA/TEATER

A.  Gerakan-Gerakan yang Tergolong sebagai ‘Gerakan dalam Penciptaan Karya Drama/Teater’

GAYA DRAMA/TEATER EKSPRESIONISME

GAYA DRAMA/TEATER EKSPRESIONISME

(Gerakan ke Perasaan-Perasaan/Tanggapan-Tanggapan Subjektif dan Penghargaan terhadap Individualitas Berkenaan dengan Perasaan-Perasaan)

 

GAYA DRAMA/TEATER SIMBOLIK

GAYA DRAMA/TEATER SIMBOLIK

(Gerakan ke Intuisi dan Penghargaan terhadap Individualitas Paling Awal)

 

Gaya simbolik dalam dunia penciptaan drama/teater merupakan salah-satu gaya modern di mana intuisi dan penghargaan terhadap individualitas semakin mengemuka dalam penerapannya.

Gaya Drama / Teater Realis

Realisme muncul sebagai sebuah gerakan dalam penciptaan karya-seni modern untuk menggambarkan masyarakat apa adanya (meskipun masyarakat yang digambarkan itu adalah masyarakat dekaden, dan menyinggung perasaan apresiator/penonton).

GAYA DRAMA / TEATER ROMANTIK

Romantik muncul sebagai sebuah gerakan dalam penciptaan karya-seni yang menentang dominansi penciptaan seni gaya neo-klasik yang dianggap terlalu rasional dan mengekang kebebasan-kebebasan seniman dalam memunculkan individualitas-individualitas mereka yang berkenaan dengan perasaan-perasaan pribadi mereka.  Gerakan ini kemudian memunculkan sebuah gaya penciptaan karya-seni yang khas.

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler