Skip to Content

Cerpen

Ketika Rani Bicara

Anak itu murung saja sambil duduk-duduk di ranjangnya yang awut-awutan. Tak ada sesiapa di sana. Sepi. Hanya deru suara angin yang kadang-kadang mencoba masuk lewat celah-celah jendela.

Tips Menulis Cerpen - "Show Me" vs "Tell Me"

Halo dan selamat datang di artikel pertamaku. Aku masih belum yakin apakah artikel ini akan bermanfaat atau tidak untuk orang, tapi ya sudahlah. Oh, dan tolong sesuaikan diri juga dengan gaya bahasa dan gaya menulisku. Aku bukan, dan sama sekali bukan, orang yang puitis. ^^v

Satu Hari Sejuk Pagi (Cerpen)

Pagi ini langit nampak pucat, lelah, dan muram. Masih tersisah butiran air matanya pada daun di pepohonan, pada kursi kayu taman. Ya, tiap jalan yang kakiku lewati basah akibat tangis marahnya tadi malam. Burung-burung terbang gelisah coba berikan rasa simpati dengan bernyanyi, lagu yang sangat mengiba hati.

JANAKI 1

Dengan susah payah, aku akhirnya tiba di kerajaan Alengka. Kerajaan Para raksasa. Penjagaan di pintu masuk sangat ketat. Beberapa raksasa mencegat kedatanganku. Dengan garang mereka bertanya tentang kedatanganku. Siang yang terik membuat wajah para raksasa itu sedikit berminyak.

tamu spesial

Tamu spesial                                                                &

Kata aku juga, jangan terlalu seneng disiksa orang atuh da...

Hari itu, aku tengah mengejar-ngejar seorang maling kondang berpakaian seperti orang baru beli sarung lalu digunakan untuk menudungi kepalanya. Dia telah mencuri beberapa kolor milik tetangga yang tengah dijemur. Aku berhasil mengejarnya hingga mendapatinya masuk ke dalam sebuah gedung apartemen tua yang sudah terbengkalai. Dia mendobrak masuk ke dalam dengan menendang pintu kayu dengan engsel yang sudah meronta-ronta karena usia makin menua.

Manusia Sejuta Impian

            Entah apa yang pernah merasuki otakku dulu. Saat mengenal dunia sekitar akupun mulai bermimpi banyak hal. Tidak seperti kebanyakan banyak anak lain ketika mereka ditanya saat kecil hanya satu. Jika ingin menjadi dokter maka itu jawaban dari orang dewasa yang bertanya. Termasuk impian anak-anak kecil lainya.

Bingkai

Malam jatuh. Hitam menyelimuti hamparan angkasa. Kepak kelelawar terdengar di atas pohon talok yang menaungi kamar pondokkanku. Angin menyibak kain gorden menyingkap paha-paha mulus jendela. Kelam. Semakin hitam ketika titik air mulai merasuki telingaku melalui suara seng yang menyeruak simponi monoton.

Tersesat di Hulu Segah

Aku berteriak sekuat-kuatnya tetapi tidak ada yang mendengarku. Tempat ini jauh dari perkampungan. Hanya belantara luas yang membentang. Binatang-binatang buas berkeliaran. Akhhh….aku bingung harus berbuat apa. Rasa takutku pun sudah hilang. Hanya ada perasaan khawatir yang menyelinap di dalam dada.

Dan Aku Tak Menyesal

Aku hanya ingin ia mengerti perasaanku. Tak lebih dari itu. Setelah sekian lama aku berusaha meyakinkan dirinya akan cintaku, namun ia tak pernah menoleh sedikit pun terhadapku. Apa sebenarnya yang membuatnya begitu?

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler